Sejuk.ID – Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka, yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab, serta maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.” (Ki Hajar Dewantara)
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan penting bagi manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan untuk menyiapkan keterampilan siswa atau anak bangsa guna menghadapi tantangan dalam kehidupan bermasyarakat.
Membangun karakter anak bangsa melalui pendidikan adalah hal yang utama. Sehingga, dari pendidikan karakter tersebut, dapat membuat anak bangsa bermoral, berakhlak mulia, dan berhati baik. Selain itu, pendidikan karakter anak bangsa berfungsi untuk meningkatkan peradaban manusia dan bangsa yang baik.
Dengan adanya pendidikan karakter, dapat membentuk jiwa yang tangguh, suka tolong menolong, berorientasi pada ilmu pengetahuan, dan memiliki sifat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tidak hanya berpengaruh terhadap individu. Tetapi, juga akan berpengaruh terhadap masyarakat.
Akhir-akhir ini, masyarakat dikagetkan dengan kasus seorang siswa yang memukuli gurunya di kelas. Dilansir dari Kompas.com, siswa tersebut menekuni gurunya karena guru menegurnya untuk mendengarkan penjelasan materi. Tetapi, siswa tersebut justru asyik bercerita dengan teman sebangkunya.
Penyidik Kepolisian Sektor Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mendalami kasus siswa berinisial RJD (17 Tahun), yang menganiaya gurunya Theresia Afrinsia Darna (53 Tahun). Kepala Kepolisian Resor Kupang Kota Komisaris Besar Rishian Krisna mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi mata, termasuk pelapor dan terlapor.
Krisna mengatakan kepada sejumlah wartawan, bahwa pihak kepolisian akan memeriksa kembali rekaman CCTV yang berada di dalam kelas. Dari hasil pemeriksaan terhadap saksi, diketahui tindakan pemukulan itu dilakukan secara spontanitas. Karena saat guru itu sedang mengajar, siswa itu sangat asyik bercerita dengan temannya yang duduk sebangku dengannya. Setelah ditegur, ternyata pelaku masih berbicara, akhirnya guru tersebut memukul dengan spidol papan tulis.
Tak disangka siswa tersebut meninju gurunya di bagian wajah. Karena tak terima, guru tersebut pun melapor ke pihak kepolisian. Saat ini, murid tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka, tapi tidak ditahan. Pihak kepolisian mengatakan bahwa, kasus ini akan menggunakan undang-undang peradilan anak. Dari kasus tersebut, mengingatkan kembali kepada kita betapa pentingnya pendidikan karakter untuk anak bangsa. Supaya, seorang pelajar bisa lebih menghargai guru ketika guru sedang menjelaskan materi di depan saat pembelajaran berlangsung.
Ki Hajar Dewantara merupakan sosok pahlawan Indonesia yang sangat berjuang keras untuk pendidikan di Indonesia. Sosoknya mendirikan program pendidikan karakter, atau yang dikenal dengan budi pekerti. Beliau mengatakan, pendidikan dan budi pekerti adalah satu kesatuan. Karena, pendidikan tidak akan berhasil jika budi pekerti tidak ada perubahan sama sekali.
Dari yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, tentu penulis sangat setuju dengan hal itu. Karena, pendidikan karakter adalah hal yang sangat utama dalam menempuh pendidikan. Seperti yang dikatakan orang terdahulu, “Adab lebih penting dari ilmu”. Hal yang utama dalam menempuh pendidikan tidak hanya terkait ilmu yang didapatkan. Tetapi, perubahan perilaku, adalah hal yang utama dalam pendidikan. Dan itu, harus diterapkan kepada anak bangsa.
Pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana membawa diri dalam pergaulan, bagaimana harus bicara sopan santun, dan bagaimana bersikap kepada orang lain dan sebagainya. Prestasi akademis sering diutamakan, akan tetapi mengabaikan aspek penting lainnya. Perlu diingat bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada prestasi akademik atau kemampuan akademis, melainkan karakter yang luhur pada diri seseorang menjadi penentu kesuksesan.
Pendidikan karakter anak bangsa sebenarnya tidak hanya di sekolah saja. Tetapi, mencangkup beberapa ruang lingkup lainnya. Yaitu rumah, dan lingkungan pergaulan. Orang tua adalah pendidik yang pertama atau madrasah pertama bagi anak-anaknya dan paling utama bagi seorang anak. Karena, anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di sekolah dan lingkungan lainnya. Selain orang tua dan guru, lingkungan bermain seorang anak juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter seorang anak. Maka, orang tua harus selalu mengawasi ketika anaknya sedang bermain di luar rumah, agar tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik.
Untuk menerapkan pendidikan karakter kepada anak bangsa, maka peran orang tua, guru, dan masyarakat sekitar harus mampu untuk memberikan contoh atau teladan yang baik, memberikan pesan moral ketika berbicara dengan anak tersebut, bersikap jujur dan terbuka, dan memberikan pengalaman yang inspiratif, supaya anak bisa belajar dari pengalaman inspiratif tersebut.
Menurut penulis, pendidikan karakter bagi seorang anak itu adalah hal yang sangat penting dan memang dibutuhkan oleh seorang anak untuk menentukan jati dirinya, untuk memahami sikap dan tindakannya serta mampu memposisikan dirinya dengan baik saat dia berada di lingkungan keluarganya sendiri maupun masyarakat. Dalam skala besar, anak-anak generasi muda inilah, yang akan menjadi bagian dari regenerasi kepemimpinan bangsa. Dan mereka memang wajib untuk dibekali dengan pendidikan karakter, supaya mereka siap dan mampu melewati berbagai tantangan kehidupan.
Penulis : Nur Amalia Putri (Mahasiswi Semester Satu Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)