Sejuk.ID – Biasanya pada tiap penghujung tahun, kita mulai melihat ke belakang tentang apa saja yang sudah kita capai dan sejauh mana kita berjalan. Melihat kembali daftar target mana yang kesampaian dan yang belum. Lalu mulai merencanakan di tahun depan keinginan apa yang ingin dicapai. Menyenangkan juga ya bisa punya space untuk refleksi diri.
Namun, dibalik hal-hal yang kita capai itu jangan lupa juga ada Hal-hal yang patut kita syukuri. Hal-hal yang tampaknya 2022 mungkin tidak akan berjalan seindah itu.
Diri Sendiri yang Bertahan
Secara luas, tahun 2022 ini terasa berbeda karena secara data angka Covid-19, yang membuat hidup kita jauh berbeda di dua tahun belakangan, sudah mulai menurun.
Sehingga, kita juga tidak sewas-was dulu, lebih bebas bahkan hampir bisa beraktivitas seperti sebelumnya. Protokol kesehatan juga tidak seketat tahun lalu, meskipun menggunakan masker di tempat umum dan jaga jarak fisik sudah seperti kebiasaan baru yang kita adaptasi. Berita buruk juga tidak seintens tahun lalu yang tiba-tiba mengabarkan duka kehilangan.
Kita bisa mulai bersyukur dengan masih bertahan, bukan jadi bagian dari angka yang sedikit atau banyak itu. Begitu juga jika keluarga dan orang terkasih kita bukan termasuk di dalamnya, kita masih dikelilingi keluarga yang masih menyayangi dan kita sayangi. Puji Syukur ke Hadirat Allah, kita masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki diri.
Nikmat Iman
Satu kenikmatan yang sepertinya sering kita lupa adalah adalah nikmat iman. Kenikmatan bahwa kita memiliki keyakinan adanya Tuhan yang berkuasa atas segalanya. Pada kejadian-kejadian yang sulit diterima logika, hal-hal yang muncul namun belum bisa dijelaskan apa, serta pada perilaku-perilaku yang kadang tidak masuk akal, kita bisa bersyukur pada kenyataan bahwa kita punya Allah, punya keyakinan bahwa semua berasal dari-Nya.
Dalam keadaan sangat lemah, dititik terendah pun, keyakinan itu bisa menyelamatkan kita dari dorongan impulsif sesaat. Kenikmatan bahwa kita punya tujuan yang besar, serta punya alasan yang sangat besar untuk melakukan ataupun meninggalkan sesuatu. Meski kita tidak selalu kuat setiap waktu, grafik iman yang naik turun, serta ibadah yang masih jauh dari seharusnya, namun mengetahui perihal Tuhan Yang Masa Esa adalah bentuk kenikmatan yang perlu kita syukuri.
Nikmat Keluarga dan Teman
Dengan protokol kesehatan yang tidak seketat sebelumnya, tahun ini kita sudah bisa bepergian mengunjungi sanak saudara, bahkan pada musim lebaran lalu, Berkumpul kembali bersama keluarga dan kerabat dekat, merayakan hari raya. Hal sederhana yang dulu sering kali terabaikan, kini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan disyukuri.
Ditambah lagi, dengan adanya kunjungan dari para sahabat atau mereka yang menyempatkan diri untuk bersilaturahmi, bertukar cerita, merasakan kasih sayang, dan menyadari bahwa kehadiran kita berarti.
Bagi sebagian orang, bertemu dengan sebagian rekanan memang bisa melelahkan. Lingkungan yang tidak sesuai juga bisa menyedot energi. Tidak apa-apa, tidak perlu berfokus pada yang di sana, alihkan perhatian pada mereka yang lebih baik. Meski tak jarang tingkah mereka juga menyebalkan, bisa kesal juga sedih, tapi perhatian dan kasih sayang mereka itu nyata.
Pada akhirnya, kita mungkin tidak selalu setuju, tidak selalu suka dengan mereka, namun kita tau bahwa kita akan selalu menyayangi dan disayangi oleh mereka. Kehadiran orang-orang ini adalah hal terbesar yang patut bisa kita syukuri.
Nikmat Kesehatan
Lengkapnya anggota tubuh yang Allah anugerahkan adalah permulaan kesehatan yang patut kita syukuri selalu. Jika pertambahan usia tidak menurunkan kualitas tubuh kita, maka itu adalah hal kedua yang kita syukuri setelahnya. Karena, banyak orang yang mengetahui ada kondisi-kondisi tertentu pada tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Keluhan-keluhan datang akibat tubuh yang terus digunakan. Namun, untuk keluhan yang ada ataupun tidak, masih banyak bagian tubuh lain yang bisa berfungsi agar kita terus bergerak optimal adalah hal yang patut kita syukuri.
Bersyukur dengan memelihara kesehatan itu sendiri. Sederhana penuhi kebutuhan tubuh. Mulai dari hal-hal dasar dengan makan teratur, memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke badan. Minum air putih dengan jumlah sesuai kebutuhan tubuh masing-masing. Jangan lupa, gerakkan tubuh dengan olahraga. Hindari stress agar bukan hanya fisik yang sehat namun juga mental. Karena hanya satu tubuh untuk kita hidup selamanya, tetap dijaga ya!.
Mungkin capaian kita belum banyak, terget kita belum semua terealisasi, kendala datang silih berganti. Tidak apa, kita sudah berusaha. Terbuka untuk berbagai kesempatan yang ada, memberanikan diri mencoba. Jika ada banyak pencapaian yang sudah terpenuhi ataupun yang belum terlaksana, tidak apa.
Setidaknya, kita sudah berada dijalan yang lebih baik. Kita sudah dijalan yang seharusnya kita berada. Ingat Tuhan tidak meminta kita berhasil, ia hanya menuntut kita berusaha, memperbaiki sehingga bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Segala Pelajaran
Perjalanan satu tahun kadang terasa begitu panjang kadang juga bisa terasa begitu singkat. Pada setiap kejadian selama setahun belakangan, entah kita suka atau tidak, semoga ada pelajaran yang kita peroleh. Dan kita bisa bersyukur untuk semua pelajaran itu. Pelajaran yang didapat dengan susah payah karena harus melalui banyak masalah.
Pelajaran yang didapat dengan mudah karena ada orang-orang yang dengan senang hati berbagi. Bersyukur dengan menyadari seutuhnya apa yang sudah kita terima.
Lalu, melakukan yang terbaik yang kita bisa, menjaga apa yang masih tersisa, mengupayakan kenikmatan agar bisa lestari bertahan lama.
Penulis : Juan Ardha Sandika Rachman (Sekretaris Bidang Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga PD IPM Kabupaten Nganjuk)