Sejuk.ID – Pendidikan mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu negara, pendidikan juga memegang peranan penting untuk pembangunan bangsa. Majunya suatu negara dapat kita nilai dari kualitas pendidikannya. Pendidikan dalam suatu negara memiliki fungsi untuk membentuk dan mengembangkan watak serta peradaban bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun, kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan.
Pada tahun 2020 tercatat lebih dari 70% penduduk Indonesia berusia produktif, namun data BPS (Badan pusat Statistik) pada November 2021 mencatat tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah. Organisasi International United Educational, Scientific, and Curtural Orgaization (UNESCO) menyebut bahwa inovasi pendidikan Indonesia banyak diadopsi negara diseluruh dunia.
National program officer education UNESCO Gunawan Zaki dalam acara kepemimpinan Indonesia dalam EDWG G20 mengatakan bahwa, menurut UNESCO Indonesia sudah memberikan banyak inovasi pendidikan yang diadopsi negara seluruh dunia. Terkait literasi, Kemdikbudristek sangat diakui dunia, selain itu juga program merdeka belajar.
Senada dengan UNESCO direktur Jendral guru dan tenaga kerja kependidikan (Dirjen GTK) Kemdikbudristek Iwan Syahril menjelaskan, peran Indonesia dalam perhelatan G20 sangat signifikan khususnya mengenalkan program merdeka belajar kepada dunia sebagai inovasi pendidikan. Di ASEAN sendiri, bidang pendidikan di Indonesia masih belum berjaya. dari 10 negara yang ada, Indonesia duduk di peringkat lima. Indonesia masih kalah dari negara terdekat, seperti Malaysia, Singapura ataupun Brunai Darussalam.
Saat ini Indonesia berada di posisi 108 di dunia dengan skor 0,603. Secara umum kualitas pendidikan di tanah air berada di bawah Palestina, Samoa, dan Mongolia. Hanya sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah, sementara 11% murid gagal menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah. Peringkat di bawah Indonesia ada Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar. Untuk bisa menjadi nomor satu di ASEAN perlu ada upaya-upaya dari pemerintah, termasuk memperbaiki perilaku-perilaku yang tidak baik di dalam dunia pendidikan.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentunya dipengaruhi dari beberapa faktor, baik dari segi pendidik, peserta didik maupun pemerintah dan masyarakat. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh kualitas guru, minat belajar, dan infrastruktur yang kurang memadai masih belum tersedia bagi masyarakat Indonesia. Kebanyakan sekolah hanya mengajarkan cara menghafal namun bukan memahami, padahal hal-hal yang diajarkan juga berkaitan dengan banyak kegiatan sehari-hari.
Dosen Pascasarjana manajemen pendidikan UIN Jakarta Jejen Musfah mengungkapkan bahwa ada beberapa budaya yang harus diubah agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Budaya menyontek yang kini menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat, siswa menyontek jawaban saat Ujian Nasional (UN) bahkan dipelopori oleh oknum guru dan kepala sekolah. Budaya asal-asalan atau tidak mementingkan mutu juga menjadi salah satu penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia. Di Indonesia banyak sekolah dan perguruan tinggi berbenah diri hanya pada saat akan diakreditasi atau divisitorisasi. pemerintah dan masyarakat tidak memperhatikan mutu dan gaji guru sehingga guru mengajar apa adanya.
Tidak sedikit dari para guru yang mengajar hanya mengharapkan pada gaji tidak terhadap pemahaman pada peserta didik. Sehingga peserta didik hanya sekedar berangkat ke sekolah dan mengikuti pengajaran saja, namun tidak dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu yang didapat.
Tidak hanya itu, budaya gila jabatan dan gelar serta budaya manipulasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia menjadi rendah.
Selain itu, pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan formal bagi warga yang tinggal di daerah pelosok, agar adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena justru karena pendidikan maka negara tersebut dapat dikatakan sebagai negara maju dengan sumber daya manusia yang mumpuni yang mampu mengolah sumber daya alamnya.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi di daerah perbatasan atau pinggiran, tetapi juga di kota-kota besar yang warganya putus sekolah karena faktor ekonomi. Sebagian besar dari mereka memilih bekerja daripada bersekolah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Peran pemerintah dalam hal ini harus mampu memberikan fasilitas pendidikan yang layak. Misalnya, memberikan bantuan sekolah gratis kepada siswa yang membutuhkan, seperti beasiswa bagi siswa berprestasi dan warga kurang mampu, agar mereka bisa bersekolah dan mencapai cita-citanya.
Jadi, kita semua harus mengetahui pentingnya pendidikan sebagai benih-benih masa depan bangsa, yang akan membuat sumber daya manusia negeri ini semakin maju, cerdas dan terarah. Semua warga negara Indonesia harus menyelesaikan pendidikan formal sekurang-kurangnya 12 tahun di sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas. Dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia sangatlah rendah, dan menjadi faktor utama ketertinggalan negara Indonesia dari negara lain.
Maka sampai saat ini, negara Indonesia masih menjadi salah satu negara berkembang. Sebagai generasi penerus bangsa yang memegang tongkat estafet atas kemajuan negara, kita harus membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kualitas pendidikan. Khususnya terhadap calon pendidik harus sadar akan pentingnya mengedepankan mutu dan kualitas mengajar. Dengan hal tersebut, perlahan masyarakat dan peserta didik sadar akan pentingnya pendidikan yang berkualitas untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena majunya suatu negara dapat dinilai dari kualitas pendidikannya.
Penulis: Zahroh Khoirun Nisa’ (Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)