SEJUK.ID – Salah satu siswa SMA Negeri 2 Lamongan kembali menorehkan prestasi membanggakan. Sekolah yang terus mendorong peserta didiknya untuk meledakkan setiap potensi yang dimiliki itu, kini kembali mencetak sejarah. Kali ini dalam ajang kepenulisan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur melalui program Kepenulisan Berbasis Konten Lokal Jawa Timur.
Siswa tersebut bernama Siti Rahma Nadya Novitasari. Ia masih duduk di bangku kelas X. Namun, di balik penampilannya yang masih belia, tersembunyi bakat besar. Dari 1.400 siswa SMADALA, ia mungkin tidak seterkenal teman-teman lainnya yang kerap meraih prestasi dan penghargaan di bidang akademik.
Rahma berbeda. Ia berhasil meraih prestasi di luar kelaziman. Ia bisa disebut anti-mainstream. Bagaimana tidak, merujuk pada rilis resmi panitia ajang tersebut—yakni Disperpusip Jatim—total naskah yang masuk tercatat lebih dari 500 tulisan dari berbagai latar belakang penulis di seluruh Jawa Timur. Tulisan-tulisan tersebut kemudian disaring oleh tim dewan juri hingga terpilih 75 naskah terbaik.
Rahma terpilih sebagai salah satu dari 75 penulis terbaik dari total lebih dari 500 naskah. Sungguh bukan prestasi yang bisa dianggap remeh. Ini merupakan pencapaian luar biasa dari seorang pelajar SMA yang selama ini kerap distigma sebagai generasi yang kurang berminat pada literasi, baik membaca maupun menulis.
Namun, Rahma berbeda. Ia memiliki prinsip dan kekayaan bacaan dari banyak buku yang ia miliki. Maka tak heran jika dengan tulisannya yang berjudul “Kain Tenun Parengan dan Lamongan di Setiap Seratnya”, ia mampu melewati seleksi ketat dan menjadi satu-satunya pelajar dari Kota Soto yang lolos masuk 75 besar.
Perhatikan judul tulisan yang ia pilih. Bukan diksi sembarangan. Di dalamnya tampak kreativitas, kekuatan referensi, serta kedalaman riset yang pernah ia tempuh. Hanya pembaca serius yang mampu menulis dengan kualitas seperti itu. Tulisan tersebut berhasil memikat tim dewan juri dan mengantarkannya masuk ke dalam 75 besar. Ia pun menjadi siswa pertama dari SMADALA yang meraih pencapaian di tingkat tersebut.
“Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu Guru yang telah menginisiasi program kepenulisan hingga mengantarkan saya sampai di titik ini. Melalui buku, saya tidak hanya belajar tentang bagaimana dunia bekerja dengan keajaibannya, tetapi juga mendorong saya untuk memahami perspektif, motif, keterkaitan, dan rahasia di balik cara manusia bekerja dalam keajaiban dunia,” ujar Rahma, gadis yang tinggal di Dusun Dampit, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan.
Ada kredo dalam dunia baca dan tulis: jika ingin bisa menulis dan menghasilkan karya yang berbobot, maka cara yang wajib ditempuh adalah membaca, membaca, membaca, lalu menulis. Artinya, untuk dapat menulis dengan baik, perbendaharaan bacaan harus melimpah. Siapa yang rakus membaca pasti bisa menulis—tinggal bagaimana kemauan itu dibangun.
Ketika kemauan itu hadir dan tumbuh dari kesadaran dalam diri, maka tulisan yang dihasilkan akan semakin berkualitas, memiliki makna mendalam, dan berbobot. Pesan dari penulis yang memiliki latar bacaan yang luas seperti itu niscaya akan sampai kepada pembaca.
Dan Rahma, pelajar yang masih berusia muda itu, sedang menapaki jalan tersebut. Ia memiliki prinsip bahwa dengan menulis, ia mengabadikan pemikirannya untuk selamanya. Kalimat terakhir ini membuktikan bahwa ia telah memiliki kesadaran akan pentingnya aktivitas membaca dan menulis sebagai bentuk ekspresi intelektual. Kesadaran semacam ini merupakan pola pikir langka di tengah kondisi mental dan psikologis generasi muda yang cenderung abai, bahkan tidak menaruh minat pada literasi.
“Alhamdulillah, saya bersyukur dan merasa senang. Kesempatan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga membawa tanggung jawab besar untuk melahirkan narasi yang autentik, mengangkat kekuatan budaya, kearifan lokal, serta potensi daerah tercinta. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Saya berharap tulisan-tulisan saya dapat menjadi jembatan untuk mengenalkan keindahan Jawa Timur dari masa ke masa,” ujar Rahma saat menyampaikan pernyataannya atas pencapaian yang diraihnya.
Di lain kesempatan, Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Dr. Sofyan Hadi, menyampaikan rasa bangganya. Kebahagiaan itu nyata karena prestasi siswanya berhasil diraih dalam ajang yang belum populer di tengah ribuan peserta didik lainnya. “Saya pribadi takjub, tapi juga tidak kaget. Siswa-siswi SMADALA itu luar biasa. Kemampuan literasinya bagus. Tinggal diarahkan dan diberikan ruang kompetitif, seperti ajang menulis konten lokal Jawa Timur,” ujar kepala sekolah yang berlatar pendidikan S1 Bahasa Indonesia itu.
Literasi membaca dan menulis telah menjadi program unggulan di SMADALA. Sekolah ini beberapa kali aktif mengampanyekan Gerakan Membaca Buku Tuntas (GMBT) di berbagai kesempatan, bahkan hadir di tengah keramaian masyarakat. GMBT merupakan gerakan yang mendorong seluruh siswa untuk memiliki kebiasaan membaca buku secara tuntas, dengan skema minimal satu buku selesai dalam satu bulan. Program ini menjadi salah satu support system yang efektif dalam membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh warga sekolah, khususnya para siswa. Dan Siti Rahma Nadya Novitasari adalah bagian dari sistem itu. (*)