Opini

Perpustakaan sebagai Episentrum Pengetahuan

2 Mins read

Oleh: Bambang Prakoso
Dosen Ilmu Perpustakaan FISIP UWKS

SEJUK.ID – Perpustakaan merupakan lumbung pengetahuan umat manusia, khususnya bagi kaum intelektual. Sebagaimana halnya shalat yang menjadi tiang agama, maka perpustakaan adalah tiang peradaban. Sekolah dapat diibaratkan sebagai perpustakaan yang dikelilingi oleh kelas-kelas, di mana kegiatan belajar mengajar memanfaatkan seluruh sumber informasi yang ada di perpustakaan. Begitu pula dengan kampus, kampus adalah perpustakaan yang dikelilingi oleh kelas-kelas, yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan akademik, dialektika para akademisi, ilmuwan, peneliti, guru, siswa, dan seluruh insan pendidikan yang menggali informasi dari perpustakaan. Tanpa perpustakaan, lembaga pendidikan akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuannya.

Cendekiawan Muslim tak terpisahkan dari dunia bacaan dan perpustakaan. Pada tahun 786-809 M, Khalifah Harun al-Rashid mendirikan Rumah Kebijaksanaan yang sekaligus berfungsi sebagai perpustakaan pusat. Perpustakaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan putra Khalifah Harun al-Rashid, Khalifah al-Mamun, yang memerintah pada 813-833 M. Di bawah kepemimpinan Khalifah al-Mamun, banyak cendekiawan ternama diundang untuk berbagi informasi, gagasan, dan budaya di Rumah Kebijaksanaan.

Perpustakaan Baytul Hikma, yang dikenal dengan nama Rumah Kebijaksanaan, adalah salah satu perpustakaan terbesar umat Islam pada masanya. Terletak di Baghdad, Irak, perpustakaan ini menjadi tempat berkumpulnya cendekiawan Muslim dan cendekiawan dari agama lain. Rumah Kebijaksanaan berdiri pada abad ke-9 hingga ke-13 dan memperbolehkan cendekiawan dari berbagai agama—Muslim, Hindu, Yahudi, dan Kristen—untuk belajar di sana. Mereka menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab dan melestarikannya. Banyak karya besar yang dihasilkan oleh para sarjana di Rumah Kebijaksanaan, yang memberikan kontribusi penting dalam berbagai bidang.

Bangunan Rumah Kebijaksanaan terdiri dari perpustakaan, biro terjemahan, observatorium, ruang baca, tempat tinggal para ilmuwan, dan gedung administrasi. Salah satu ulama yang pernah bekerja di sana adalah Elan al-Sha’oobi, yang di bawah pengawasannya banyak naskah kuno yang disalin. Selain itu, Abu Sahal dan Abu al-Fazal bin Naubakht memiliki tugas untuk memperluas dan memperkaya koleksi perpustakaan.

Menteri Yahya bin Khalid Barmaki juga mengundang cendekiawan Hindu untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Arab di Rumah Kebijaksanaan. Mengingat Yahya Barmaki berasal dari Iran, dia juga memiliki banyak buku Persia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Abu Sahal dan Abu al-Fazal.

Para pribadi yang luhur dan menggandrungi pengetahuan dari berbagai penjuru dunia tidak dapat terpisahkan dari bacaan, terutama bacaan tekstual. Mereka membaca dengan pemahaman kontekstual, memiliki daya juang yang tinggi sebagai pembelajar organik. Mereka rela mengorbankan apa saja demi mendapatkan pengetahuan, tidak peduli sejauh mana jarak yang ditempuh. Mereka membaca, memahami, menganalisis persoalan, serta tahu bagaimana cara mengurai masalah. Inilah hakikat literasi.

Buku mungkin bukan segalanya, namun segala hal dapat dimulai dari buku. Buku, sebagai artefak peradaban, adalah magnum opus yang berisi kitab-kitab, manuskrip, hasil penelitian, serta pemikiran lintas disiplin ilmu, yang semuanya bermuara di perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan disebut sebagai episentrum pengetahuan, lokomotif perubahan peradaban umat manusia.

Pengetahuan adalah anugerah tak ternilai dari Sang Maha Pencipta. Bahkan dalam Islam, wahyu pertama yang turun berkenaan dengan pengetahuan dan ketauhidan (Iqro). Pengetahuan ini adalah pemandu bagi semesta; jika kita tidak mengakses dan mendekatinya, maka kita akan kufur terhadap nikmat tersebut. Tidak ada medium lain selain ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu, dan semua itu sudah tersedia di perpustakaan. Perpustakaan adalah kuil universal, serta firdaus agung bagi para cendekiawan yang merawat akal budi dan kejernihan ruhani.

818 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    Opini

    Paradoks: Luka Menjadi Tinta

    2 Mins read
    Opini

    Wajah Literasi

    2 Mins read
    Opini

    Menyoal Literasi

    2 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *