Opini

Peningkatan Mutu Pendidikan Meminimalisir Kemiskinan

3 Mins read

Sejuk.ID Selama ini masalah kemiskinan sering dikaitkan dengan aspek ekonomi, karena aspek tersebut paling mudah diamati dan dibandingkan. Padahal, kemiskinan juga menyangkut aspek lainnya seperti; sosial, pendidikan, budaya, sosial politik, lingkungan, agama, budi pekerti, dan aspek lainnya.

Kemiskinan merupakan masalah utama dan yang paling besar di Indonesia dan masih menjadi topik hangat hingga saat ini. Kurangnya peningkatan mutu pendidikan yang menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kemiskinan. Maka, pemerataan pendidikan di Indonesia sangat diperlukan untuk meminimalisir angka kemiskinan.

Beberapa faktor yang menyebabakan rendahnya mutu pendidikan antara lain sulitnya akses pendidikan, kurangnya fasilitas yang dimiliki, dan biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan yang layak.
Penyebab utama kemiskinan yaitu kurangnya fasilitas dan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah seperti pelayanan pendidikan. Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi bangsa, di indonesia pelayanan pendidikan begitu memadai untuk wilayah kota dan desa sedangkan di bagian pelosok yang begitu minim adanya pendidikan tingkat sekolah menengah atas, yang mengakibatkan anak-anak di pelosok mengharuskan untuk pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikannya bagi orang yang mampu.

Sedangkan bagi orang yang tidak mampu, orang tua mereka tidak akan menyekolahkan anak-anak mereka, ”lebih baik bekerja agar bisa mendapatkan uang dan bisa bertahan hidup” itulah tujuan hidup mereka, yang mengakibatkan tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Sebagian masyarakat indonesia menganggap pendidikan itu tidak penting dikarenakan minimnya pengetahuan dan inovasi. Masyarakat miskin menilai bahwa mahalnya biaya pendidikan dan orang miskin memang tidak ada biaya untuk pendidikan, dikarenakan lebih mengutamakan berlangsungnya hidup seperti biaya untuk makan sehari-hari, biaya untuk pajak, biaya untuk listrik dan keperluan lainnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata garis kemiskinan Indonesia pada bulan Maret 2022 sebesar
Rp. 505.469 per kapita per bulan. Artinya jika pengeluaran per bulan di bawah angka tersebut, masuk kategori miskin. Lebih lanjut BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan begitu banyak macam program salah satunya beasiswa.

Beasiswa merupakan bantuan keuangan yang diberikan oleh perorangan yang bertujuan untuk keberlangsungan pendidikaan yang ditempuh. Salah satunya yaitu dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan memberikan keringanan beban bagi siswa lain. Dana ini mendukung pencapaian pembelajaran selama sembilan tahun. Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah tingkat SD dan SMP untuk membantu mengurangi biaya. Dan ada juga untuk tingkat SD, SMP dan SMA/SMK yaitu BSM (Bantuan Siswa Miskin).

BSM yang bertujuan untuk menghilangkan halangan bagi siswa miskin dalam berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin, dengab memperoleh akses yang layak dan mencegah putus sekolah. Sehingga dapat menarik siswa miskin atau kurang mampu, untuk membantu memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran.

Program bantuan tersebut diambil dari salah satu langkah penanggulangan kemiskinan, dimana salah satu yang dianggap dapat mengurangi kemiskinan dalam jangka panjang, dengan pendidikan yang lebih memadai dan merata diharapkan masyarakat taraf kehidupan menjadi lebih baik, khususnya untuk masyarakat golongan ekonomi rendah. Jumlah siswa yang mendapatkan BSM (Bantuan Siswa Miskin) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat berdasarkan indeks kemiskinan.

Pendidikan ini begitu penting bagi semua bangsa dan kalangan masyarakat, karena pendidikan dapat mengurangi angka kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang paling rumit dan memberikan dampak begitu besar di bidang. Cara pemerintah untuk mengatasi kemiskinan telah begitu banyak di bidang pendidikan dengan menggunakan program dana BOS , BSM (Bantuan siswa Miskin) dan pendidikan gratis.

Namun, pada kenyataannya angka kemiskinan tetap tinggi. faktor kemiskinan diantaranya tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Dampak kemiskinan terhadap dunia pendidkikan salah satunya banyak anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena tidak adanya biaya. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan diantaranya dengan menyamaratakan pendidikan di semua wilayah termasuk di daerah-daerah terpencil.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu cara dengan mengatasi masalah kemiskinan karena faktor utama banyak anak-anak yang tidak sekolah dikarenakan tidak ada biaya. Program-program yang telah dilakukan pemerintah agar dilaksanakan dengan baik dan mengawasi pelaksanaannya dengan cermat serta menindak lanjuti bagi siapapun yang melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan program tersebut tanpa memandang status jabatan, yang mengakibatkan masyarakat miskin tidak mendapatkan haknya dalam pendidikan.
Banyak upaya dalam peningkatan mutu pendidikan yang telah dilakukan oleh pemerintah, namun tidak sedikit yang menyalahgunakan kesempatan tersebut dari pemerintah itu sendiri maupun dari masyarakat yang menerima bantuan tersebut.

Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan untuk masa depan bangsa ini, karena anak-anak lah yang akan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia ini, mereka menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan negara ini khususnya para remaja. Maka, apabila anak-anak mengenyam atau memiliki pendidikan yang layak, akan berpengaruh juga dalam kemajuan bangsa Indonesia terutama dalam meminimalisir angka kemiskinan di Indonesia.

Penulis : Zahroh Khoirun Nisa’ (Mahasiswi Semester Satu Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)

692 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    Opini

    Maafkan Semua Kesalahan

    2 Mins read
    Opini

    Risiko Menunda Pernikahan dengan Pasangan

    3 Mins read
    Opini

    SUDAH TAPI BELUM; analisis linguistik

    2 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *