Muhammadiyah merupakan salah satu elemen penting dalam Islam Indonesia. Hal ini disebabkan di Indonesia, sebagai ormas, Muhammadiyah merupakan arus Islam yang utama dengan latar belakang Sunni-ahlu Sunnah wal jamaah, pengikut Nabi Muhammad. Selain itu, Muhammadiyah berkarakter dan berkultur moderat-wasathiyah, bukan ekstremisme. Muhammadiyah sebagai ormas Islam, terbuka dengan perubahan dan perkembangan zaman sehingga hadir di Indonesia sebagai jenis Islam yang mampu menyesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam Modern, mengusung dakwah Islam rahmatan lil alami, selain juga Muhammadiyah mengusung Islam berkemajuan. Disinilah letak pentingnya Muhammadiyah di kancah pergulatan Islam Indonesia. Muhammadiyah mengemban visi ke-Islamannya pada dimensi Islam Moderat-Inklusif. Dalam kajian ini, lebih menekankan pada kontribusi Muhammadiyah pada umat, bangsa dan negara ini sebagai kontribusi kebangsaan dalam pencerahan umat. Muhammadiyah tampak jelas memberikan kontribusinya untuk kemajuan bangsa dan negara, sekalipun tidak membentuk partai politik atau berbentuk partai politik. Inilah yang sering dikatakan sebagai politik kebangsaan Muhammadiyah. Bahkan, Buya Syafii Maarif senantiasa menekankan bahwa kader Muhammadiyah merupakan kemanusiaan, kader bangsa, kader Islam dan organisasi.
Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang berusia lebih 105 tahun dan besar yang secara nominal, dalam sejarah gerakan Islam dianggap telah berjasa dalam gerakan Islamisasi di Indonesia bahkan dalam Islamisasi dunia global. Gerakan Muhammadiyah telah menimbulkan gaung yang sangat besar di kalangan generasi Islam Indonesia sebelum dan pasca kemerdekaan di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai bukti bahwa Muhammadiyah diakui dunia dan Indonesia. Pandangan umum para sarjana asing mengakui bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan untuk menghadirkan Islam di Indonesia, sebagai respons atas saran-saran para muridnya untuk mendirikan sebuah organisasi permanen di Indonesia. KH. Ahmad Dahlan sebagai seorang guru agama Muhammadiyah. Kemudian mendirikan organisasi Islam yang namanya sama dengan sekolah yang didirikannya yakni Muhammadiyah.
Dalam konteks semacam itu, sebagai organisasi sosial keagamaan, Muhammadiyah berpandangan bahwa umat Islam harus memiliki wawasan yang lebih baru (tajdid) dan maju daripada wawasan Islam sebelumnya. Menurut Muhammadiyah, kunci kemajuan dan kemakmuran adalah perbaikan pendidikan. Meskipun pada awalnya organisasi ini bersumpah untuk tidak terjun dalam urusan (dunia politik) praktis, pernah terlibat pada politik praktis di Masyumi tahun 1955. Organisasi ini mendapatkan respons yang sangat luas dari kalangan masyarakat Islam, sebab umat Islam Indonesia nampaknya ingin sekali memperoleh sebuah wawasan baru tentang ke-Islaman yang mampu mendobrak kejumudan dikalangan umat Islam. Umat Islam berharap adanya organisasi yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Tiga sasaran besar dakwah Muhammadiyah adalah sebagai pembaruan bidang pemikiran ke-Islaman, agen perubahan sosial budaya dan kekuatan sosial politik sebuah negara. Beberapa hal yang melatarbelakangi Muhammadiyah dalam gerakannya menjadi hal yang penting untuk terus dilacak sampai sejauh mana perkembangan gagasan Islam Berkemajuan yang menjadi visi dan misi Muhammadiyah. Hal ini mengingat perubahan yang terus berlangsung keras dan massif tidak bisa dihindarkan.
Islam Indonesia dapat dikatakan sebagai Islam yang memiliki kultur moderat, toleran, bahkan progresif, sehingga mampu beradaptasi, akomodatif dan dialektik atas persoalan-persoalan yang berkembang, tanpa menghilangkan dimensi substansi dan sufisme dalam tradisi Islam yang telah berkembang ratusan tahun di belahan Negara lain. Bahkan Islam di Indonesia merupakan salah satu bentuk Islam yang sangat mengenal tradisi sufisme dan liberalism dengan melihat banyaknya aliran tariqat dan keagamaan seperti Muhammadiyah, NU, SI, Persis dan sebagainya. Dalam konteks Islam Indonesia yang beragam aspirasi Islam, kehadiran beragam aspirasi gagasan Islam merupakan bagian dari yang dihadapi Muhammadiyah dengan mengembangkan gagasan Islam Berkemajuan. Islam Berkemajuan karena itu merupakan salah satu dari banyaknya varian aspirasi Islam Indonesia, sebagai bentuk Islam Moderat.
Gagasan Islam Berkemajuan
Muhammadiyah mengusung konsep Islam berkemajuan, yang berpandangan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah meyakini bahwa risalah yang dibawa oleh Nabi hingga Nabi akhir zaman Muhammad Saw adalah agama yang lengkap dan sempurna. Yang di dalamnya mengandung ajaran berupa perintah-perintah dan larangan-larangan tetapi juga petunjuk untuk keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Selain itu, Islam juga mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan.
Menurut Dahnil Anzar Simanjuntak bahwa Islam berkemajuan memancarkan pencerahan yang secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendental, liberasi dan emansipasi. Lebih dari itu, Islam berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, serta keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, Islam yang menggelorakan misi anti kekerasan, anti penindasan, anti keterbelakangan, dan anti dari segala bentuk pengrusakan di muka bumi, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam dan sebagainya.
Buya Syafi’i Ma’arif sebagai salah satu tokoh Muhammadiyah dan merupakan guru bangsa memberikan perspeftif tersendiri mengenai Islam berkemajuan. Menurutnya konsep Islam yang kemudian dikatakan sebagai Islam berkemajuan khususnya di Indonesia haruslah dibingkai dalam keindonesiaan dan kemanusiaan. Ia meyakini bahwa, hubungan Islam, keindonesiaan dan kemanusiaan dengan hubungan budaya yang tidak bisa dipisahkan. Lebih lanjut ia menyatakan, bahwa hubungan Islam, keindonesiaan dan kemanusiaan harus ditempatkan dalam satu garis dan senafas. Islam lahir dan berkembang di Indonesia sepenuhnya dalam darah dan daging sejarah serta tidak dalam kevakuman budaya. Sebagai agama sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus bergumul dengan lingkungan yang senantiasa berubah. Karena tujuan Islam adalah mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus esensi keislaman yaitu peradaban, kemanusiaan, dan keadilan. Islam yang tidak berwatak keras dan kasar, teror dan radikal.
Menampilkan Islam Berkemajuan
Islam berkemajuan adalah menampilkan wajah Islam dengan nuansa Islam, Indonesia, dan menjunjung tinggi kemanusiaan universal. Dengan demikian Islam yang berkembang di Indonesia adalah benar-benar Islam bergerak maju, progresif, ramah, terbuka, dan rahmatanlil ‘alamin. Jika keislamaan, keindonesiaan, dan kemanuisaan telah senafas dalam jiwa, pikiran, dan tindakan umat Muslim Indonesia, pasti Islam Indonesia akan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa Indonesia. Karena ajaran Islam adalah ajaran yang dinamis dan sangat manusiawi. Islam berkemajuan menolak segalabentuk kemiskinan, penyimpangan dan disharmonidi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Islam Berkemajuan yang ditawarkan oleh Muhammadiyah adalah ingin memperlakukan Islam dalam kerangka nilai-nilai keadaban publik, bertaut erat dengan kepentingan masyarakat. Gagasan Islam berkemajuan sebagai formula jawaban organisasi ini atas kompleksitas persoalan kebangsaan dan kemanusiaan hari ini harus dilembagakan dan dibudayakan sehingga menjadi etos, tidak berhenti sebatas logos. Model Muhammadiyah kosmopolitan memaknai cakupan dan ruang aktualisasi dakwah lebih kontekstual. Sejak awal Muhammadiyah sudah menggariskan bahwa berdakwah haruslah memajukan dan menggembirakan, juga berdakwah dengan membebaskan, dan memberi kontribusi karya nyata manfaat untuk kebaikan dalam bermasyarakat dan bernegara.