Sejuk.ID-Sebagai pelopor dan pelangsung cita-cita Muhammadiyah, pemuda Muhammadiyah praktis punya tujuan seperti “bapaknya”–Muhammadiyah. Mungkin ada beberapa perbedaan dalam pencapainya, misalnya, ide-ide dan semangat.
Sehingga “kader muda” Muhammadiyah layak untuk mengisi kepemimpinan dalam Muhammadiyah, bahkan pemuda tidak kekurangan kader untuk bisa mengisi di kepengurusan Muhammadiyah, sebagai tanda bahwa Muhammadiyah sukses dalam mencetak kader.
Memang tidak selalu kesempatan diberikan kepada pemuda untuk untuk proaktif, tetapi semangat “kader muda” perlu diberikan kesempatan untuk memimpin Muhammadiyah.
Para kader muda perlu didorong proaktif memperkuat cita-cita Muhammadiyah. Belajar dari sejarah di tangan pemuda masa depan bangsa diletakkan, pemuda dan segala keunggulan yang dianugerahkan, memiliki peran strategis dalam menentukan posisi bangsa di pada suatu nanti.
Menurut beberapa sumber sebentar lagi Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bekasi akan memberikan kesempatan kepada “darah muda” untuk mengisi pimpinan daerah Muhammadiyah. Berdasarkan data dari situs Polingkita.com saya menemukan beberapa “Darah Muda” yang siap mengisi kepemimpinan PDM Kabupaten Bekasi.
- – Edi Setiawan
- – Bakir Nurhadi
- – Aripin Nurdin
- – Ferryal Abadi
- – Iskandar
- – Yadi
- – Taming Gani
- – Akhmad Ahyan
- – Khomsi
- – Sholen
- – Sarinandhe
- – Sandi
- – Sudarno
- – Sudarsono Hadi
- – Sunawan
- – Sunarto
- – Saepudin
- – Rosmayeti
- – Raharto
- – Purwaka
- – Rasyidi
- – Risma Ristianah
- – Rohman Azzam
- – Rizki Muhsin
- – Supratman
- – Supriyanto
- – Usman
- – Untung
- – Tumadi
- – Wira Yulna
- – Abdullah Azzam
- – Zaenuri
- – Yoyok
- – Triyulianton
- – Trikarsono
- – Suyatman
- – Susono
- – Suyono
- – Syamsuri
- – Tarno
- – Adnan
- – Nur Muchlisin
- – Ma’mun Murod
- – Agus
- – Dessy Susanti
- – Dede Sulaeman
- – Edi Warman
- – Edy Puryanto
- – Eva Erviana
- – Erfan
- – Daud
- – Catu Hidayat
- – Ahmad Nawawi
- – Anggoro
- – Ashari
- – Asnan
- – Buyung Iksal
- – Agus Tri Sundani
- – Fathin Robbani S
- – Febrima Ayuningrum
- – Jam’an
- – Iyan Cakra
- – Abdul Khoir
- – Komarudin
- – M Fahcrudin
- – Lutfan
- – Afif Ardhila
- – Ikhwan Ridha Wilti
- – Firdaus Nurdin
- – Afriansyah Lubis
- – Giyarto
- – Harif Fadilah
- – Heru S Prabowo
- – Hendryan Rayhan
- – Andre Wijayanto
Walaupun “darah muda” di Muhammadiyah Kabupaten Bekasi bukan hal yang baru, karena beberapa Wilayah dan Daerah lain sudah memberikan kesempatan “darah muda” untuk mengisi kepemimpinan Muhammadiyah.
Berdasarkan data dari hasil situs poling sementara menjelang Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bekasi, ada beberapa pemuda yang diajukan dalam pemilihan calon formatur pada Musyawarah daerah Muhammadiyah Kabupaten Bekasi.
Mungkin ini tanda bahwa kader muda juga layak untuk memimpin Muhammadiyah. Ada beberapa alasan kenapa pemuda layak untuk menjadi pemimpin dalam Muhammadiyah.
Pemuda Lebih Dinamis dan Progresif
Dinamika dalam Pemuda Muhammadiyah tidak sekadar dengan ditandai Muktamar, Musywil, Musyda, Musycab, Musyran dan Pelantikan.
Dinamika tersebut didukung dengan aktifitas nyata melalui konsolidasi organisasi, pembinaan anggota, pertemuan berkala dan beberapa program unggulan lainnya.
Pola hubungan kemitraan, dialogis dan kegiatan bersama dengan AMM lainnya (IPM, NA, IMM, Tapak Suci, HW) harus diwujudkan secara nyata. Darah muda Muhammadiyah mampu menjadi pionir dalam aktifitas Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Darah muda Muhammadiyah kreatif, inovatif dan mampu mengambil peran yang signifikan. Untuk itu peran “darah muda” Muhammadiyah sebagai mediator dan fasilitator tetap diharapkan, agar aktifitas tetap eksis sebagaimana kaidah yang ada.
Muhammadiyah tidak boleh membiarkan organisasi berjalan begitu saja dalam kesendiriannya tanpa peran darah muda dalam segala keterbatasannya.
Dalam skala global setidaknya Pemuda mampu mengaktualisasikan potensi diri, menangkap perubahan-perubahan dan tantangan menjadikan peluang emas, baik bagi personal pimpinan maupun anggotanya, serta bagi gerakan Muhammadiyah sendiri.
Untuk itu, peran “darah muda” dalam kepemimpinan Muhammadiyah harus disikapi secara bijaksana dengan menyiapkan segala daya upaya dalam rangka menyiapkan SDM di Muhammadiyah.
Era informasi saat ini menuntut semua elemen organisasi atau gerakan mau tidak mau harus mengikuti percepatan dan perkembangan yang ada. Kalau tidak demikian, maka Muhammadiyah akan tergilas dan pada akhirnya termarginalisasi secara tidak sadar.
Anggota dalam Muhammadiyah sejak berdirinya sampai saat ini selalu beragam, baik dalam hal usia, strata akademiknya, misi dan visinya, yang semua itu merupakan potensi yang luar biasa apabila didayagunakan secara optimal.
Pemuda Mempunyai Semangat dan Idealisme
Keberadaan organisasi pemuda merupakan aset yang turut mempercepat laju perubahan ke arah yang lebih baik. Pemikiran positif, penuh semangat, penuh idealisme dari para pemuda sangat dibutuhkan demi kebaikan Kabupaten Bekasi di masa mendatang.
Pemuda berada di garda terdepan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan prinsip dakwah bil hikmah (dakwah dengan kebijaksanaan) dan mau’idzotul hasanah (contoh teladan yang baik), sesuai dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah.
Pemuda Muhammadiyah berada di garda terdepan untuk menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI, serta memastikan terimplementasinya spirit Islam Berkemajuan demi terwujudnya baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Pentingnya Kaderisasi Sebagai Calon Pewaris dan Penerus Muhammadiyah
Terkait dengan Sumpah Pemuda, Pemuda adalah agent of change ungkapan ini benar adanya. Dalam sejarah, perjuangan Bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme.
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pasti akan diwariskan kepada kader penerus, memberikan kesempatan “darah muda” untuk menjadi kader yang di cita-citakan Muhammadiyah, akan tetapi tetap harus dipastikan idealisme darah muda Muhammadiyah.
Kader Muhammadiyah memiliki makna. Sebab di dalamnya, akan ditransformasikan nilai-nilai keunggulan dan kebajikan kepada generasi mendatang, yang akan mengemban cita-cita idealisme Persyarikatan Muhammadiyah.
“Darah muda” di Muhammadiyah mampu beradaptasi dalam makna responsif, tidak hanya sekadar mengikuti arus perkembangan, tapi bisa melakukan sesuatu yang mempengaruhi perubahan ke arah yang lebih baik, dan juga menafsirkan ajaran-ajaran Islam ini supaya tetap menjadi ajaran yang responsif terhadap perkembangan zaman.
Untuk melahirkan kader yang adaptif terhadap perubahan, darah muda mempunyai kebijakan/kearifan baik dalam ucapan dan tindakan.
Muhammadiyah merupakan organisasi terbuka, serta dapat mengakomodir para kader dan orang-orang yang memiliki potensi guna mewujudkan cita-citanya.
Dan ada banyak lagi manfaat serta kelebihan yang nantinya akan menjadikan Muhammadiyah kedepan lebih progresif dan makin berkemajuan jika pemuda diberikan kesempatan.
Karena Muhammadiyah adalah organisasi perkaderan, maka pantaslah jika kader-kader terbaiknya menjadi bagian didalamnya yang tentu nantinya akan menjadi pelangsung dan penyempurna amanah kepemimpinan ke depan.
Maka, hadirnya para sosok muda di Kepemimpinan Muhammadiyah, misalnya, di Pimpinan, Majelis, ataupun Lembaga menjadi suatu hal yang baik untuk kedepannya.
Sehingga Muhammadiyah nantinya melahirkan pemikiran baru dari para “darah muda”, serta menghadirkan Muhammadiyah yang semakin inovatif, semangat, ideologis dan kolaboratif antara yang tua dan yang muda.