Sejuk.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) dirayakan melalui simulasi bencana sebagai bagian dari upaya seumur hidup yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Suharyanto di Pendopo Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, pada hari Selasa (16/4/2023).
Suharyanto menekankan pentingnya pencegahan dalam penanggulangan bencana. Menurutnya, bencana merupakan peristiwa yang berulang, sehingga upaya pencegahan menjadi aspek yang sangat penting. Ia juga menyatakan bahwa kesiapsiagaan seluruh komponen masyarakat adalah unsur terdepan dalam upaya pencegahan bencana.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, juga sejalan dengan pandangan tersebut. Beliau menyatakan bahwa kesiapsiagaan harus diajarkan sebagai bagian dari kurikulum praktis kepada anak-anak usia dini. Hal ini bertujuan agar latihan kesiapsiagaan tidak hanya dilakukan pada acara-acara besar, tetapi juga secara terus-menerus.
Puncak peringatan HKB yang berpusat di Lamongan ditandai dengan dilakukannya simulasi bencana banjir secara serentak di tujuh kabupaten dari dua provinsi. Kabupaten-kabupaten tersebut meliputi Sragen, Blora, dan Ngawi di Jawa Tengah, serta Lamongan, Bojonegoro, Gresik, dan Tuban di Jawa Timur. Lebih dari 2.950 orang dari berbagai elemen masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang disiarkan secara daring melalui ruang komunikasi digital.
Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah yang berada di sepanjang kawasan Sungai Bengawan Solo. Tempat-tempat simulasi ini dipilih berdasarkan lokasi utama aktivitas masyarakat, seperti sekolah, pasar, dan rumah sakit.
Simulasi tersebut disaksikan langsung oleh Menko PMK, Kepala BNPB, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Bupati Lamongan, dan Perwakilan Komisi VIII DPR RI di Pendopo Kecamatan Karangbinangun.
Setelah simulasi, dilakukan juga penanaman pohon secara serentak di tujuh kabupaten sebagai upaya mitigasi vegetasi dalam menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Acara tersebut diakhiri dengan pesta rakyat bertajuk “Gelar Budaya,” yang bertujuan untuk mensosialisasikan konsep bencana berbasis kearifan lokal melalui pertunjukan Wayang Ludruk dan bahasa daerah setempat agar mudah dipahami oleh masyarakat setempat.
Sebelum acara puncak HKB, dilakukan pula kegiatan Sarasehan Komunitas Sungai Sebagai bagian dari rangkaian acara HKB, dilakukan kegiatan Sarasehan Komunitas Sungai yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam pengelolaan sungai sebagai sumber kehidupan dan mencegah risiko bencana banjir. Selama acara tersebut, BNPB juga memberikan bantuan sosial kepada 50 anak yatim di wilayah Kecamatan Karangbinangun. Bantuan tersebut berupa dana santunan dan paket sembako yang secara simbolis diberikan oleh Menko PMK, Kepala BNPB, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Bupati Lamongan, dan Perwakilan Komisi VIII DPR RI.
Seluruh rangkaian kegiatan HKB ini menunjukkan komitmen pemerintah dan berbagai instansi terkait dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Melalui simulasi, penanaman pohon, dan kegiatan sosialisasi budaya, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami risiko bencana dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri sendiri serta membantu mereka yang terkena dampak bencana.
Dengan adanya peringatan HKB dan upaya kesiapsiagaan yang dilakukan secara terus-menerus, diharapkan dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana dan melindungi keselamatan serta kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
Reporter : Fathan Faris Saputro