Sejuk.ID – Pasca kegiatan di sekolah selesai, penulis pikir rentetan kesibukan dan padatnya jadwal akan berkurang. Tapi tidak demikian, satu persatu tugas kembali hadir menuntut untuk diselesaikan. Tugas kuliah yang tiba-tiba menumpuk, kegiatan sekolah yang berbeda kembali ada, dan rentetan tugas organisasi yang juga tiada henti.
Ditengah banyaknya aktivitas dan deadline, sebagai umat Islam kita telah dimotivasi melalui Alquran surah Al-A’raf ayat 128, “Mohonlah pertolongan Allah dan bersabarlah.” Penggalan surah ini hadir disaat Nabi Musa menghadapi Fir’aun, Nabi Musa menghibur dan menenteramkan kaumnya dengan mengingatkan kepada mereka kekuasaan Allah, bahwa Dialah yang memiliki dan menguasai bumi, dan segala apa yang terjadi di bumi ini adalah sesuai dengan Sunnah-Nya, yaitu setiap umat yang ingkar dan zalim pasti menemui kehancuran, dan setiap umat yang beriman dan bersabar tentu akan memperoleh pertolongan-Nya, sehingga memperoleh kemenangan dan kesudahan yang baik. Sebab itu hendaklah mereka memohon pertolongan kepada-Nya, disertai dengan kesabaran, keimanan, persatuan dan keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan.
Berangkat dari cerita Nabi Musa tersebut, ayat ini mengandung pelajaran tentang apapun yang kita hadapi, Allah akan senantiasa membantu dan menolong kita. Hal yang perlu kita yakini adalah selalu menggantungkan diri kita bahwa tidak ada daya dan upaya yang bisa kita lakukan selain dengan pertolongan Allah.
Allah dengan kekuasaannya mengetahui secara persis kapan Dia menghadirkan pertolongan bagi hamba-Nya. Sebagaimana kejadian yang telah penulis lalui, dalam pekan terakhir ini penulis banyak dihadapkan dengan deadline. Sembari mengeluh, dan terus beriktiar dibarengi doa, satu-satu selesai. Sudah menjadi sebuah kepastian bahwa selesainya semua itu adalah dengan bantuan Allah.
Tidak hanya perihal tugas. Beberapa hari yang lalu, penulis mengeluh pada salah seorang rekan. Bahwa penulis benar-benar dihadapkan dengan situasi yang pelik, uang didompet tinggal 2.000. Beruntungnya, bensin sudah terisi full. Lantas bertahan dengan uang 2.000 tersebut, penulis tiba-tiba hari ini dikejutkan dengan pesan seorang teman lain yang mengabari penulis untuk cek atm. Ternyata, penulis mendapatkan ‘sangu’ karena beberapa hari yang lalu penulis mengikuti acara sosialisasi di zoom meeting.
Dari fakta empiris yang penulis lalui, dapat diambil pelajaran. Pertama, dahsyatnya berpasrah kepada Allah. Hal ini sebagaimana ayat yang senantiasa kita ulang-ulang saat melaksanakan shalat, dalam surah Al-Fatihah ayat 5, hanya kepada Allahlah tempat kita menyembah dan memohon pertolongan.
Di dalam ayat-ayat sebelumnya disebutkan empat macam dari sifat-sifat Allah, yaitu: Pendidik seluruh alam, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Yang menguasai hari pembalasan. Sifat-sifat yang disebutkan itu adalah sifat-sifat kesempurnaan yang hanya Allah saja yang mempunyainya. Sebab itu pada ayat ini Allah mengajarkan kepada hamba-Nya bahwa Allah sajalah yang patut disembah, dan kepada-Nya sajalah seharusnya manusia memohon pertolongan, dan bahwa hamba-Nya haruslah mengikrarkan yang demikian itu.
Kedua, dalam hal ini kita bisa belajar tentang makna tidak terburu-buru. Kerjakan satu-satu, pasti Allah bantu. Dalam firman Allah, Dia telah memberi kabar gembira kepada hamba-Nya dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 124, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” Dari sini kita bisa tenang, bahwa memang ranah kita sebagai seorang manusia hanya ikhtiar. Selebihnya, Allah yang akan menyelesaikannya.
Penulis : Renci