Sejuk.ID – Dalam era modern yang terus berkembang pesat, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek teknologi yang memiliki pengaruh besar adalah algoritma. Algoritma merupakan serangkaian instruksi yang digunakan oleh perangkat lunak untuk memproses dan menyusun data. Pada kenyataannya, algoritma memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik.
Salah satu aspek terpenting dari pengaruh algoritma adalah melalui platform media sosial. Saat ini, miliaran orang menggunakan media sosial untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan mengkonsumsi konten. Meskipun tampak sederhana, algoritma yang digunakan oleh platform-media sosial memiliki kemampuan mengatur tampilan konten berdasarkan preferensi pengguna. Fitur ini memungkinkan pengguna melihat konten yang lebih sesuai dengan kepentingan mereka. Namun, di balik kemudahan itu, terdapat efek samping yang signifikan.
Pengaturan algoritma pada media sosial dapat menciptakan gelembung informasi di antara pengguna. Pengguna yang hanya terpapar pada satu sumber informasi atau pandangan yang serupa cenderung semakin terpolarisasi dalam opini mereka. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya ekstremisme dan berkurangnya pemahaman terhadap sudut pandang yang berbeda. Masyarakat menjadi lebih terfragmentasi karena hanya terpapar pada konten yang memvalidasi pandangan mereka, tanpa terbuka pada informasi atau ide-ide yang kontradiktif.
Selain itu, algoritma pada media sosial juga berperan dalam mempengaruhi isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan. Algoritma ini cenderung menyoroti konten yang kontroversial atau provokatif karena memiliki tingkat interaksi yang tinggi. Dengan demikian, isu-isu yang lebih menarik perhatian secara emosional seringkali mendominasi lini masa, sementara isu-isu penting namun kurang kontroversial dapat terabaikan. Dampaknya adalah opini publik yang mudah dipolarisasi dan kesulitan mencari solusi yang mendalam dan berkelanjutan untuk masalah yang kompleks.
Tak hanya di media sosial, algoritma juga mempengaruhi cara kita mencari informasi melalui mesin pencari. Mesin pencari seperti Google menggunakan algoritma untuk menampilkan hasil pencarian yang relevan dan sesuai dengan preferensi pengguna. Namun, ini juga dapat menyebabkan fenomena “filter bubble” di mana pengguna hanya terpapar pada informasi yang sesuai dengan apa yang mereka cari sebelumnya. Akibatnya, pengguna dapat terjebak dalam lingkaran informasi yang sempit dan kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi perspektif yang berbeda.
Pengaruh algoritma di opini publik juga mencakup iklan digital. Ketika perusahaan menggunakan algoritma untuk menargetkan audiens yang tepat, konsumen seringkali diberikan iklan yang didesain sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini dapat menciptakan lingkungan konsumen yang tertutup terhadap produk atau layanan dari perusahaan lain yang mungkin lebih baik, namun tidak terlihat karena algoritma telah mempersempit pilihan mereka.
Dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh pengaruh algoritma di opini publik, penting bagi masyarakat untuk menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima. Penting untuk mencari sumber informasi yang beragam, mengakui filter bubble yang mungkin ada, dan tetap terbuka pada sudut pandang yang berbeda. Selain itu, perusahaan teknologi juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa algoritma yang mereka gunakan mengutamakan kepentingan publik dan berkontribusi pada pembentukan opini yang lebih beragam dan mendalam.
Dalam menghadapi masa depan yang semakin terhubung dan dipengaruhi oleh teknologi, kesadaran tentang pengaruh algoritma di opini publik menjadi kunci untuk menjaga masyarakat yang inklusif, berpikiran terbuka, dan mampu memahami kompleksitas isu-isu global. Hanya dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran algoritma, kita dapat menciptakan dunia di mana berbagai sudut pandang dihargai dan dipertimbangkan untuk mencapai solusi yang lebih baik dan adil bagi semua.
Peningkatan kesadaran tentang pengaruh algoritma di opini publik memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga teknologi, media, dan masyarakat sipil. Pemerintah dapat berperan dalam mengatur dan mengawasi penggunaan algoritma pada platform-media sosial dan mesin pencari. Langkah-langkah regulasi yang tepat dapat membantu mengurangi efek filter bubble dan memastikan eksposur yang lebih seimbang terhadap konten yang beragam.
Perusahaan teknologi memiliki peran penting dalam memastikan bahwa algoritma yang mereka gunakan bertanggung jawab secara sosial. Peningkatan transparansi tentang bagaimana algoritma bekerja dan bagaimana mereka mempengaruhi tampilan konten dapat membantu pengguna memahami proses yang terjadi di balik layar. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana algoritma menyusun dan menyajikan informasi, pengguna dapat membuat keputusan informasi yang lebih cerdas dan kritis.
Media juga memiliki tanggung jawab dalam menciptakan konten yang berimbang dan mendalam. Dengan menghadirkan berita dan informasi yang beragam, media dapat membantu masyarakat untuk tetap terinformasi dengan baik dan memahami berbagai perspektif. Dalam menyusun konten, media harus menghindari sensasionalisme dan fokus pada informasi yang akurat dan berbobot.
Di sisi masyarakat, kesadaran akan pengaruh algoritma perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan edukasi. Sekolah dan lembaga pendidikan dapat mengajarkan pentingnya berpikir kritis tentang informasi yang diterima dan cara mengidentifikasi bias dalam sumber-sumber berita. Selain itu, masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu yang kompleks.
Tantangan pengaruh algoritma di opini publik bukanlah masalah sederhana yang dapat diatasi dalam semalam. Namun, dengan kerjasama dari berbagai pihak dan langkah-langkah yang tepat, masyarakat dapat membentuk lingkungan informasi yang lebih seimbang dan beragam. Kesadaran akan kekuatan algoritma dan pengaruhnya di dunia digital menjadi landasan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, berpikiran terbuka, dan kritis terhadap informasi yang diterima.
Pengaruh algoritma di opini publik akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau, mengkaji, dan mengadopsi solusi yang responsif dan berkelanjutan. Dengan cara ini, kita dapat menjaga keseimbangan antara teknologi yang memberdayakan dan memahami bagaimana menghadapi tantangan yang mungkin timbul, sehingga masyarakat dapat terus berinovasi dan berkembang secara positif di era digital yang terus berubah. Wallahu a’lam bishawab.
*) Penulis : Fathan Faris Saputro (Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan)