ArtikelOpini

Hikmah dan Manfaat Puasa di Bulan Ramadhan

3 Mins read

(Sumber Gambar: Redaksi Sejuk.ID)

Puasa secara bahasa diambil dari bahasa Arab yang artinya adalah menahan dari sesuatu. Adapun menurut terminologi syari’at adalah ibadah kepada Allah dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala perkara yang membatalkan puasa dengan niat beribadah kepada Allah sejak terbit fajar yang kedua hingga terbenamnya matahari bagi orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu.

Puasa hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, dan tidak memiliki udzur. Tidak ada perselisihan tentang wajibnya. Di dalam sejarahnya, kewajiban puasa Ramadhan jatuh pada tahun kedua Hijriyyah. Tatkala Rasulullah wafat, beliau sudah mengalami sembilan kali puasa Ramadhan. Kewajiban ini berdasarkan dalil-dalil berikut

Dalil-dalil Seputar Kewajiban Berpuasa

Pertama, Dalil Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”(Q.S. al-Baqarah [2]: ayat 183.

Kedua, Dalil hadits

Dari Ibnu Umar dari Nabi bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.”(HR al-Bukhari dan Muslim).

Ketiga, Dalil ijma’

Para ulama telah menyepakati wajibnya puasa Ramadhan. Barang siapa mengingkari kewajibannya atau meragukannya maka dia kafir, berarti dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Di dalam masalah ini tidak ada udzur, kecuali orang yang jahil baru masuk Islam sehingga belum tahu kewajibannya, maka dia perlu diajari. Adapun orang yang tidak berpuasa padahal mengakui kewajibannya maka dia berdosa besar namun tidak kafir.

Hikmah dan Manfaat Puasa Ramadhan

Semua syari’at Islam menyimpan hikmah-hikmah yang sangat indah. Tidak ada satupun ibadah yang Allah perintahkan tanpa adanya imbalan atau manfaat yang diberikan kepada umat manusia. Adapun hikmah dan manfaat puasa ialah sebagai berikut:

Pertama, Melatih Jiwa untuk Taat kepada Allah

Jiwa seorang muslim harus dilatih dan dibiasakan untuk mengerjakan ketaatan karena jiwa bersifat seperti anak kecil yang perlu dilatih. Salah satu bentuk pelatihan agar jiwa terbiasa dalam mengerjakan ketaatan adalah dengan puasa. Sebab, di dalam puasa, seseorang akan meninggalkan sebagian kenikmatan yang asalnya halal: menahan makan, minum, berkumpul dengan istri, yang semuanya ini ditinggalkan demi mencari ridha dan pahala Allah.

Kedua, Menumbuhkan Sifat Sabar

Al-Imam Ibnu Rajab berkata, “Sabar itu ada tiga macam: sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar di dalam meninggalkan larangan Allah, dan sabar di dalam menerima takdir Allah yang menyakitkan. Semua jenis sabar ini terkumpul di dalam ibadah puasa. Sebab, di dalam puasa, terdapat sabar di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah, sabar di dalam meninggalkan apa yang Allah haramkan dari kelezatan syahwat, dan sabar untuk menerima apa yang dia alami berupa rasa sakit dengan kelaparan dan haus, lemasnya badan dan jiwa”.

Ketiga, Mensyukuri Nikmat Allah

Termasuk hikmah puasa adalah mengingatkan kepada semua hamba akan besarnya nikmat Allah. Sebab, seorang hamba akan menyadari betapa besarnya nikmat kenyang, puas dalam makan dan minum, ketika dia merasa lapar dan haus; ketika dia kenyang setelah sebelumnya merasa lapar; atau hilang dahaganya ketika sebelumnya kehausan; maka hal ini akan mendorong untuk bersyukur kepada Allah. Sadarilah hal ini, wahai saudaraku, jadikanlah puasamu sebagai media untuk lebih meningkatkan rasa syukur kepada Allah.

Keempat, Solidaritas antar Sesama

Inilah hikmah dari sisi kemasyarakatan. Sesungguhnya merasakan lapar dan haus demi menjalankan perintah agama, akan memunculkan solidaritas dan perasaan ‘senasib sepenanggungan’ dengan orang-orang miskin yang kesehariannya sering merasakan kelaparan dan kehausan. Dengan begitu, akan tumbuhlah sifat peka dan peduli terhadap saudaranya yang kurang mampu.

Al-Imam Ibnul Qayyim berkata, “Puasa akan mengingatkan tentang keberadaan orang-orang yang kelaparan dari kalangan orang-orang miskin.”(Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 2/27).Ibnu Humam berkata, “Sesungguhnya tatkala orang yang puasa itu merasakan sakitnya rasa lapar pada sebagian waktu, maka hal itu akan mengingatkannya pada seluruh keadaan dan waktu yang akan membawanya bersegera untuk peduli kepada orang yang kurang mampu.”(Fathul Qadir, Ibnu Humam, 2/42).

Kelima, Sebab Meraih Derajat Taqwa

Puasa merupakan sebab untuk meraih derajat taqwa. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS al-Baqarah [2]: 183). Sebab, sesungguhnya orang yang puasa itu diperintah supaya mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan.Dengan demikian, bila orang yang sedang puasa terbetik di dalam hatinya untuk mengerjakan maksiat, dia akan menahan dan meninggalkannya.

Keenam, Sehat dengan Puasa

Telah diakui di dalam dunia kedokteran bahwa puasa dapat menyehatkan tubuh manusia dan menyembuhkan dari berbagai penyakit ganas. Dengan sedikit makan, anggota pencernaan dapat istirahat, cairan-cairan dan kotoran yang membahayakan dapat keluar dan hilang. Semua ini adalah hikmah dan keutamaan dari Allah. Tidak ada satu pun perintah Allah kecuali di dalamnya terdapat kebaikan bagi para hamba-Nya.

Inilah sebagian hikmah yang dapat kita ketahui. Mungkin masih banyak lagi hikmah-hikmah lainnya yang belum kita ketahui. Perlu diketahui bahwa manfaat puasa ini tidak akan tercapai kecuali bagi orang yang berpuasa secara sempurna dari segala yang diharamkan Allah. Puasa dari makan, minum, berhubungan intim dengan istri, puasa dari mendengar yang haram, melihat yang haram, ucapan yang haram, dan usaha yang haram. Dia senantiasa menjaga waktunya dan selalu memanfaatkan kesempatan bulan puasa dengan ketaatan kepada Rabb-nya. Maka orang semacam inilah yang dapat meraih manfaat dari ibadah puasanya.

34 posts

About author
Penulis adalah Alumnus Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang.
Articles
Related posts
Opini

Maafkan Semua Kesalahan

2 Mins read
Opini

Risiko Menunda Pernikahan dengan Pasangan

3 Mins read
Opini

SUDAH TAPI BELUM; analisis linguistik

2 Mins read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *