Sejuk.ID – Perkaderan ikatan adalah suatu proses pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh setiap kader dalam kehidupan ikatan ataupun ketika sudah berada diluar struktur ikatan. Sistem perkaderan ikatan secara filosofis dapat diartikan sebagai penerjemahan dalam proses perkaderan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam beliau mempraktekkan sistem perkaderan kepada para pengikutnya.
Pada proses perkaderan dilalui dengan cara kristalisasi kader sehingga, terbentuklah kader Islam. Sedangkan kaderisasi ini dilaksanakan melalui berbagai proses yang cukup panjang sesuai dengan tujuan dari IMM yaitu “Terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia untuk Mencapai Tujuan Muhammadiyah”. Setelah melewati berbagai proses dalam melaksanakan sistem perkaderan, perlunya melakukan konsolidasi ikatan dengan berbagai proses Individuasi kader yang dilakukan dengan tujuan melahirkan gerakan, kolektifitas ikatan mampu melakukan Individuasi.
Setiap Pimpinan IMM di tiap level harus wajib secara sadar memahami hal tersebut, agar suatu proses perkaderan yang dilaksanakan benar-benar terinternalisasi sesuai dengan pedoman SPI (Sistem Perkaderan Ikatan). Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah, orientasi perkaderan IMM diarahkan pada proses terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi yang ditekuni.
Kualitas kader harus selalu dibentuk dan diupgrade sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, yang berakhlakul kharimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan memiliki komitmen serta kompetisi dalam memperjuangkan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Adapun falsafah perkaderan IMM yaitu mengembangkan nilai-nilai uswah, pedadogis-kritis, dan hikmah untuk mewujudkan gerakan IMM sesuai dengan falsafahnya yakni organisasi IMM sebagai gerakan intelektual. Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses perkaderan diarahkan dalam rangka regenerasi kepemimpinan IMM dalam setiap level kepemimpinan.
Hal tersebut merupakan arah sekaligus tujuan perkaderan IMM, yang sangat penting untuk difahami oleh seluruh kader, pimpinan khususnya para instruktur yang merupakan penanggung jawab dalam mengelola perkaderan baik ditingkat awal sampai akhir.
Instruktur adalah penjaga ideologi Muhammadiyah dalam ranah kemahasiswaan. Hal ini juga menjawab tantangan abad ke-2 Muhammadiyah yang semakin besar. Dan kader IMM saat ini akan menghadapi perkembangan dunia era post-truth yaitu semakin kosmopolit dan Muhammadiyah harus berperan sebagai integral dari warga semesta. Adanya perluasan gerakan pencerahan Ini juga perlu diimbangi dengan pengalaman ideologi sebagai landasan dalam gerakan Muhammadiyah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) pada hari Rabu-Ahad (2-6/11/2022) yang bertempatan di Gedung UPT Peningkatan Tenaga Kesejahteraan Sosial (Unit Development of Social Welfare Workers) Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.
Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan kader IMM yang berasal dari berbagai Daerah, Kota, Kabupaten dan Provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Diantaranya terdiri dari 35 peserta yang telah lolos dan mengikuti kegiatan perkaderan PIM ini dari awal sampai akhir acara. Peserta dari kegiatan PIM tersebut terdiri dari kader IMM Malang Raya, Tulungagung, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Bangkalan, Jember, Ngawi, Cirendeu, Maros, Sukoharjo, Jakarta Selatan, Bukittinggi, Selayar, Jakarta Timur, Kota Metro, Sorong, Tangerang, dan Banjarbaru.
Adapun 6 materi yang diberikan kepada peserta PIM DPD IMM Jatim ini, diantaranya yaitu Pengkaderan Muhammadiyah, Studi Pengkaderan Ormek, Ideologi IMM, Design thinking dan Monev. Serta terdapat 4 workshop dalam kegiatan tersebut yaitu Kode Etik dan SOP Instruktur, Analisa SDM (Sumber Daya Manusia), Inovasi Pengkaderan dan Monev.
Immawan Agiel Laksamana Putra atau biasa disapa Agiel sebagai salah satu peserta PIM DPD IMM Jatim yang merupakan kader asal PC IMM Surabaya, ia pun juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) tersebut.
Immawan Agiel menyampaikan tujuannya mengikuti kegiatan perkaderan ini. “Tujuan saya mengikuti PIM ini adalah untuk mengupgrade kapasitas diri sebagai seorang kader IMM. Menjadi kader Muhammadiyah haruslah berkualitas, berpengalaman taat asas berinsiatif. Karena, kader ialah orang-orang yang terpilih. Dan mengikuti PIM ini merupakan bagian dari sikap menjadi orang terpilih dalam Muhammadiyah,” ungkapnya.
Immawan Agiel juga menyampaikan kesan dan pesannya selama mengikuti kegiatan perkaderan PIM ini. “Menarik, banyak inovasi perkaderan yang saya dapatkan di PIM ini. Selain itu, membuka wacana gerakan Muhammadiyah di abad ke-2. Tentunya dari latar belakang dan kondisi di berbagai daerah yang berbeda-beda,” ujarnya.
Ia pun menambahkan “Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menjadikan saya sebagai kader IMM yang semakin ikhlas dalam menjaga dan menjalankan gerak laju dalam ikatan sesuai dengan nilai-nilai Ideologi Muhammadiyah dan IMM. Serta dapat membawa inovasi perkaderan yang baru dan mengembangkannya di Pimpinan Cabang sebagai bagian dari ruh berkemajuan,” pungkasnya. (Septi Sartika)