SEJUK.ID – Dalam upaya membangun generasi yang lebih baik dan bermutu, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengusung kegiatan Sosialisasi Parenting Islami mengenai Pendidikan Luqman Alhakim dalam mendidik anak. Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, (11/08/2024) yang berlangsung di Masjid Al Ikhlas, Jl. Sudimoro No.3, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Acara ini dihadiri langsung oleh wali santri atau orang tua dari TPQ Al-Ikhlas (Sudimoro). Program sosialisasi parenting yang diselenggarakan mahasiswa PMM UMM ini melibatkan kolaborasi antara mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan Ibu I’anatut Thoifah, M.Pd. Mahasiswa PMM kelompok 41 yang beranggotakan Rifta Wilda Qanita, Denina Rizqi Fitria Mustaqim, Else Rukmamaya, Fatimah, dan Ahmadhani Irvan Nashruddin memiliki harapan bahwa acara ini dapat menjadikan acuan dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadist.
Dalam rangka kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar sosialisasi parenting Islami dengan tema “Pendidikan Luqman Alhakim”. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada wali santri TPQ Al-Ikhlas (Sudimoro) tentang pentingnya mendidik anak sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist, terlebih sesuai dengan ajaran Luqman Alhakim. Sosialisasi ini menekankan tentang pentingnya orang tua dalam membimbing anak-anak sesuai dengan ajaran Hadist dan Qur’an, serta memperkenalkan konsep pengasuhan anak yang sejalan dengan ajaran Islam, khususnya yang tercantum dalam Surat Luqman ayat 13-15.
Pendidikan yang berbasis pada ajaran Islam memiliki keunikan tersendiri. Dalam Surat Luqman ayat 13-15, disebutkan bahwa orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan cara yang bijak dan sabar. Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya dan mengajarkan mereka tentang kebenaran dan keadilan. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti baik. Sosialisasi parenting Islami ini juga menekankan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki iman yang kuat dan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. Sosialisasi ini tidak hanya membahas teori-teori, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana ajaran-ajaran Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam acara ini, mahasiswa UMM juga memperkenalkan konsep pengasuhan anak yang sejalan dengan ajaran Islam. Mereka menjelaskan bahwa pengasuhan anak bukan hanya tentang memberikan makanan dan tempat tinggal, tetapi juga tentang membimbing dan mendidik anak-anak untuk menjadi individu yang berakhlak mulia. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kekuatan spiritual dan moral yang kuat.
Sosialisasi parenting Islami ini juga menekankan perlunya kerja sama antara orang tua dan guru dalam mendidik anak-anak. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memberikan pendidikan yang komprehensif dan menyeluruh kepada anak-anak. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti baik.
Ustadz Ridwan Ali, S.H., S.Pd.I., M.Pd., salah satu pembicara pada acara sosialisasi tersebut, menjelaskan siapa itu Luqman Al-Hakim, seorang tokoh bijak dalam Al-Qur’an. Beliau menekankan pentingnya mendidik anak dengan nilai-nilai tauhid, sebagaimana yang diajarkan Luqman dalam ayat 13, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Menurut Ustad Ridwan Ali, nasihat ini menjadi fondasi utama dalam parenting Islami. “Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka untuk mengenal Allah dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Inilah langkah pertama dan paling penting dalam membentuk akhlak yang baik pada anak,” tegasnya.
Sedangkan di dalam Q.S Luqman Allah katakan di ayat 15, “Jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.” Di sini dijelaskan bahwa meskipun orang tua memaksa anaknya untuk beribadah selain Allah SWT, kita sebagai anak harus mendoakan dan menghormatinya selama mereka masih di dunia.
Nasihat ini dianggap sebagai fondasi utama dalam parenting Islami, karena mengajarkan anak untuk mengenal Allah dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka untuk mengenal Allah dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan. Inilah langkah pertama dan paling penting dalam membentuk akhlak yang baik pada anak.
Acara ini diisi dengan sesi tanya jawab, di mana para walisantri berkesempatan menanyakan atau berkonsultasi mengenai parenting zaman dahulu dengan zaman sekarang dan juga terkait permasalahan dalam mendidik anak secara Islami. Sejumlah wali murid TPQ Al-Ikhlas mendapatkan wawasan baru dari acara sosialisasi parenting ini, dan walisantri juga sangat antusias dengan adanya sesi tanya jawab.
Dengan adanya sosialisasi parenting ini, diharapkan wali santri atau orang tua TPQ Al-Ikhlas (Sudimoro) semakin terarah dan sadar akan pentingnya mendidik anak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa yang lain untuk membuat atau menyelenggarakan acara dengan manfaat yang sangat besar, dengan tujuan dapat menciptakan generasi yang lebih baik di zaman yang serba modern ini dan menjadi contoh bagi komunitas lainnya dalam mengembangkan generasi yang lebih baik. (*)
Reporter Rifta Wilda. Editor Septi Sartika.