SEJUK.ID – Pengajian Ahad Pagi yang rutin diadakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumberasri di Masjid Al-Hidayah, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, berlangsung dengan khidmat pada Ahad (25/8/2024). Acara ini dimulai pukul 06.00 WIB dan dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat dan agama, termasuk Ust. Pradana Boy, S. Ag., M.A., Ph.D., Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan (LP2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yang menjadi penceramah utama.
Dengan tema “Kemerdekaan dan Peran Muhammadiyah kepada Negara,” Ust. Pradana Boy menyampaikan ceramah yang menggugah kesadaran jamaah akan pentingnya kontribusi Muhammadiyah dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menekankan bahwa peran Muhammadiyah tidak hanya terbatas pada masa lalu, tetapi terus berlanjut dalam upaya membangun dan menjaga keutuhan bangsa melalui berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan dakwah.
Acara ini juga dihadiri oleh Ust. Wiyono, M.Pd. (Ketua LP2 PDM Banyuwangi), Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA), Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Kepala Desa Sumberasri Drs. Suyatno, Ketua Organisasi Otonom (Ortom), serta beberapa mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) Kampus 2. Kehadiran mereka menambah semarak hari kemerdekaan dan kekhusyukan pengajian yang dihadiri oleh jamaah dari masyarakat setempat.
Dalam ceramahnya, Ust. Pradana Boy menekankan konsep menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam Muhammadiyah dalam menghadapi situasi politik. Ia menyatakan bahwa ormas terbesar saat ini adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), yang meskipun bukan partai politik, keputusan-keputusan ketuanya sangat berpengaruh pada negara. Hal ini, menurutnya, disebabkan banyaknya kader dari kedua ormas yang aktif di partai politik dan menduduki posisi strategis. Mereka tidak hanya fokus pada kekuasaan lokal, tetapi juga berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.
Ust. Pradana Boy juga menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi Muhammadiyah, khususnya dalam konteks keutuhan NKRI. Ia menekankan pentingnya memajukan negara melalui berjihad modern, seperti melalui pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah di berbagai jenjang, serta melalui kesehatan dengan mendirikan rumah sakit-rumah sakit. Dalam konteks ini, ia menyampaikan bahwa setiap keputusan yang dibuat negara, salah satunya melibatkan pihak dari ormas terbesar yaitu NU dan Muhammadiyah. Apabila kedua ormas ini terpecah, maka akan berdampak pada kemajuan negara dan keutuhan NKRI.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa Muhammadiyah terus menegaskan peran vital mereka dalam menjaga keutuhan NKRI dengan aktif terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis negara. Kedua ormas besar ini tidak hanya menjadi benteng pertahanan moral bangsa, tetapi juga berperan sebagai jembatan dialog antar berbagai kelompok masyarakat. Hal ini memastikan bahwa semangat persatuan dan kesatuan tetap terjaga di tengah dinamika politik dan sosial yang kompleks. Melalui kontribusi mereka, NU dan Muhammadiyah berhasil memperkuat fondasi kebangsaan, membangun konsensus nasional, dan memupuk semangat kebhinekaan yang menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan NKRI.
Mengakhiri ceramahnya, Ust. Pradana Boy mengingatkan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam menjalankan perjuangan Muhammadiyah dan menjaga keutuhan NKRI. Sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran penting dalam memajukan bangsa. Rangkaian pengajian Ahad Pagi ini diakhiri dengan ajakan untuk terus berperan aktif dalam berjihad pembangunan dan memajukan negara melalui pendidikan, kesehatan, dan dakwah, dengan semangat yang telah diwariskan oleh para pendiri Muhammadiyah serta para tokoh perjuangan Muhammadiyah yang turut andil dalam kemerdekaan Indonesia. (*)
Reporter Nur Hidayatun Ni’mah Alfia Nisa’. Editor Fathan faris Saputro.