SEJUK.ID – Lilin aromaterapi kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, dikenal karena manfaatnya dalam kesehatan dan relaksasi. Melihat peluang ini, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pelatihan pembuatan lilin aromaterapi sebagai bagian dari upaya pemberdayaan perempuan di Kelurahan Pandanwangi pada Jumat (2/8/2024)
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok 55 PMM dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang Zainal Arifin S.E., MSi, berlangsung di Balai RW 03 Kelurahan Pandanwangi, melibatkan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari lingkungan RW 03. Pelatihan ini bertujuan tidak hanya untuk mengajarkan cara pembuatan lilin aromaterapi, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan di kalangan ibu-ibu PKK.
Selama pelatihan, peserta diajarkan langkah demi langkah mulai dari pencairan palm wax, pencampuran wax dengan fragrance, hingga proses pencetakan dan pengemasan produk. Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, di mana banyak ibu-ibu PKK membawa pulang sisa alat dan bahan dengan niat untuk mempraktikkan pembuatan lilin di rumah.
“Kami berharap pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan dan kreativitas peserta melalui pembuatan lilin aromaterapi, tetapi juga memotivasi mereka untuk menjalankan ide bisnis yang baru,” ungkap Yolanda Almadea Putri, Koordinator Kelompok 55. Selain pelatihan teknis, peserta juga diberikan wawasan tentang bagaimana mengubah produk menjadi memiliki nilai jual serta cara mencari peluang bisnis dan menentukan pangsa pasar yang tepat.
Kegiatan PMM ini merupakan bagian dari program Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM, yang bertujuan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan yang praktis dan aplikatif. Dengan pelatihan ini, diharapkan ibu-ibu PKK tidak hanya dapat menciptakan produk berkualitas, tetapi juga membuka peluang usaha yang menjanjikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di lingkungan mereka. (*)
Reporter Choirun Nisa’. Editor Fathan Faris Saputro.