BeritaDaerah

Kolaborasi Dosen UHAMKA dan USB Surakarta Lakukan Pengabdian Masyarakat

1 Mins read

SEJUK.ID – Pengabdian kepada masyarakat, sebagai salah satu unsur Tridarma Perguruan Tinggi, kembali mendapat sorotan pada Sabtu (10/8/2024). Bertempat di Balai Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dilaksanakan kegiatan bertema “Pengenalan DAGUSIBU dan Cegah Stunting Pada Masyarakat Desa Dayu Karangpandan Karanganyar Jawa Tengah.” Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) Jakarta dan Universitas Setia Budi (USB) Surakarta.

Kegiatan ini juga berbarengan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Cirebon, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Palembang, dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta di Desa Dayu. Acara dibuka oleh Totok Suharto, SH selaku Penjabat Kepala Desa Dayu, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Dr. Apt. Rini Prastiwi, M.Si., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Desa Dayu, Karangpandan, Karanganyar.

Dalam sesi pertama, Dr. Apt. Elly Wardani, M.Farm, dosen Fakultas Farmasi UHAMKA, bersama Apt. Dwi Ningsih, M.Farm, dosen Fakultas Farmasi USB Surakarta, memaparkan materi mengenai jenis sediaan obat dan cara penggunaannya. Penjelasan mencakup aspek 4T dan 1W: obat harus diberikan dengan benar sesuai indikasi, dosis yang tepat, kondisi pasien yang tepat, dan penggunaan yang tepat, sambil memperhatikan efek sampingnya. Para peserta juga diperkenalkan dengan DAGUSIBU, sebuah program yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan oleh tenaga kefarmasian. Masyarakat diajarkan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar serta pengetahuan tentang obat kadaluarsa.

Pada sesi kedua, Ema Dewanti, M.Si. dari UHAMKA memberikan edukasi mengenai stunting dan pencegahannya. Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, menjadi isu penting yang perlu penanganan komprehensif. Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu periode dari janin hingga anak berusia 24 bulan, menjadi prioritas untuk mencegah dampak berkepanjangan seperti kesehatan buruk, risiko penyakit tidak menular, kognitif yang buruk, serta produktivitas rendah di masa depan.

Para peserta, termasuk ibu-ibu PKK dan perwakilan remaja putri Desa Dayu, menunjukkan perhatian dan antusiasme tinggi terhadap materi yang disampaikan. Mereka memperoleh pengetahuan baru tentang pengelolaan obat dan pencegahan stunting, serta keterampilan dalam membuang obat yang sudah kadaluarsa. Sebagai penutup, dilakukan pre-test dan post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta, diikuti dengan sesi tanya jawab. Peserta juga menerima leaflet sebagai media edukasi mengenai DAGUSIBU dan pencegahan stunting. (*)

Reporter Dwity. Editor Fathan Faris Saputro.

752 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    BeritaDaerah

    Bupati Lamongan Dukung Olahan Ikan Kerapu sebagai Masakan Unggulan

    1 Mins read
    BeritaDaerah

    Mahasiswa PPK Ormawa PBA ARSY UNM Ubah Potensi Lokal Desa Tanete Jadi Produk Unggulan 

    1 Mins read
    BeritaDaerah

    PK IMM Ayurveda Dilantik, Inilah Struktur Lengkapnya

    1 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *