SEJUK.ID – Sosok Dolkun Isa barangkali kurang familiar di kalangan umat Islam di Indonesia. Namun bagi yang mengikuti isu-isu keumatan internasional, khususnya soal muslim Uighur, pasti pernah mendengar tentang beliau.
Dolkun Isa adalah adalah seorang aktivis Uighur yang tinggal di Jerman. Sejak 2003, ia telah ditetapkan sebagai teroris oleh Pemerintah Tiongkok. Isa adalah Presiden ke-3 dan saat ini dari Kongres Uighur Sedunia, menjabat sejak 12 November 2017.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dan Ketua Komite Eksekutif kongres tersebut, dan telah berbicara atas nama hak-hak Uighur yang merupakan mayoritas di wilayah tersebut. Isa juga telah menyampaikan isu-isu hak asasi manusia Uighur kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Parlemen Eropa, pemerintah-pemerintah Eropa, dan organisasi hak asasi manusia internasional.
Kritik Dolkun Isa Kepada Hamas
Pada 10 Oktober 2023, dalam akun twitter pribadi miliknya Dolkun Isa menulis sebagai berikut:
“Kongres Uighur Sedunia dengan tegas mengutuk serangan mengerikan oleh Hamas terhadap warga sipil Israel dan sangat prihatin dengan kemungkinan eskalasi konflik dan kehilangan nyawa yang lebih besar. Kami berdiri bersama dengan semua yang menderita akibat teror dan perang, dan kami mendoakan semua yang terdampak oleh kekerasan tersebut.”
Cuitan ini memancing reaksi yang beragam dari para pengikutnya. Sebagian besar dari reaksi tersebut bersifat tidak setuju dengan pendapatnya.
“Di mana kemarahanmu ketika orang Amerika dan Israel mengusir Muslim Palestina dari rumah mereka sendiri? Kamu adalah seorang imperialis kulit putih yang didanai oleh CIA yang berpura-pura menjadi Muslim. Seorang Muslim sejati tidak akan begitu membenci sesama mereka,” ujar akun @moxfactor.
Hai, tolong diam. Jangan ungkapkan identitasmu. Pemilikmu tidak ingin kamu melakukan ini. Lakukan peranmu sebagai Muslim Uighur dengan baik,” ujar akun @jiomhong.
Kritik Dolkun Isa kepada Hamas bertepatan dengan serangan yang dilancarkan Hamas kepada Israel. Serangan ini merupakan yang terbesar dalam beberapa decade terakhir. Hal ini membuat Israel melakukan serangan balasan dan memantik konflik kembali yang sempat surut.
Kritik Terhadap Dolkun Isa Soal Pernyataannya Tentang Hamas
Pro Kontra soal Hamas sudah biasa kita lihat di media sosial. Yang mendukung Hamas dan mengkritiknya sedang berpolemik kencang di media sosial. Hal itu bagian dari dinamika pemikiran yang tidak bisa dihindari.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa Dolkun Isa selama ini membranding dirinya sebagai pejuang hak asasi manusia untuk Uighur. Dimana Uighur adalah suku bangsa yang terjajah di bawah pemerintahan tiran Republik Rakyat Tionghoa. Dolkun Isa bahkan mendukung kemerdekaan bangsa Uighur untuk mendirikan negara Turkistan Timur, sesuatu yang membuat pemerintah China dan menuduhnya teroris.
Maka menjadi ironis, manakala dalam soal Palestina, dia malah mengkritik Hamas dan bungkam terhadap penjajahan Israel selama ini. Sebenarnya sah saja kalau Dolkun Isa menganggap Hamas keterlaluan dalam serangan kali ini. Tapi pertanyaannya, dimana pernyataan kecaman Dolkun Isa kepada Israel? Saya mencoba cek di media sosialnya, tidak ada satupun kecamannya kepada aksi-aksi Israel kepada warga Palestina. Padahal ekspansi pemukiman Israel secara illegal dapat kita temukan dengan mudah di media-media massa.
Solidaritas Terhadap Uighur dan Palestina di Indonesia
Di Indonesia, aksi-aksi solidaritas terhadap etnis Uighur senantiasa disuarakan oleh berbagai elemen umat Islam di Indonesia. Meskipun hari-hari ini isu Uighur cukup tenggelam, namun beberapa tahun yang lalu isu ini sempat popular dan menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Para pendukung Uighur di Indonesia pun turut bersuara dalam isu Palestina serta berdiri di pihak Palestina menolak penjajahan Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu amat ironis jika sosok yang mempunyai posisi yang sangat bergengsi, yakni Presiden Kongris Uighur sedunia malah bungkam terhadap penjajahan Israel dan hanya berani mengkritik Hamas.
Maka amat wajar jika muncul kecurigaan yang tidak-tidak kepada Dolkun Isa atas sikapnya. Misalnya ada yang menuduhnya sebagai agen CIA atau Yahudi yang pura-pura menjadi muslim. Bagi saya tuduhan tersebut masih spekulatif, namun sikapnya terhadap Palestina patut kita kritisi.