BeritaNasional

Ingin Membangun Ghiroh dan Nilai Perkaderan, Anjas ikuti PIM IMM Jatim

2 Mins read

Sejuk.ID – Perkaderan atau kaderisasi merupakan ruh dan jantung organisasi yang senantiasa mengisi jiwa persyarikatan. Hal ini terlihat dari desain konstruksi dan infrastruktur Muhammadiyah yang telah dibuat sedemikian rupa dalam jalannya organisasi itu sendiri. Terdapat tiga komponen penggerak yakni pemimpin, kader dan anggota.

Bagi Muhammadiyah, kader merupakan bagian inti dari anggota yang berperan sebagai anak panah gerakan Muhammadiyah yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan amanah sebagai jalannya suatu organisasi Muhammadiyah.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi mahasiswa sekaligus organisasi kader memiliki tiga komponen perkaderan yakni perkaderan utama, perkaderan khusus dan perkaderan pendukung.

Pandemi yang sudah hampir dua tahun berlangsung sangat mempengaruhi berbagai sendi-sendi perkaderan, termasuk IMM itu sendiri. Maka pasca adanya pelonggaran dari adanya pandemi covid-19, IMM di berbagai daerah pun berlomba-lomba untuk menyelenggarakan kegiatan termasuk kegiatan pengkaderan.

Salah satunya yaitu kegiatan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) yang diselenggarakan langsung oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu-Ahad (2-6/11/2022) yang bertempatan di gedung UPT peningkatan tenaga Kesejahteraan Sosial (Unit Development of Social Welfare Workers) Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan kader IMM yang berasal dari berbagai Daerah Kota, Kabupaten, dan Provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Diantaranya terdiri dari 35 peserta yang telah lolos seleksi dan mengikuti kegiatan perkaderan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) dari awal sampai akhir acara. Peserta tersebut terdiri dari kader IMM Malang Raya, Tulungagung, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Bangkalan, Jember, Ngawi, Cirendeu, Maros, Sukoharjo, Jakarta Selatan, Bukittinggi, Selayar, Jakarta Timur, Kota Metro, Sorong, Tangerang dan Banjarbaru.

Adapun tema pada kegiatan perkaderan ini adalah “Nawasena Pengkaderan” yang memiliki arti masa depan yang cerah dan lebih baik lagi khususnya untuk sistem pengkaderan IMM di tingkat Madya.

Pada kegiatan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) ini terdapat 6 materi yang telah ditempuh oleh para peserta PIM yaitu Perkaderan Muhammadiyah, Studi perkaderan ormek, Psikologi Kader, Ideologi IMM, Design thinking dan Monev. Serta ada empat workshop dalam kegiatan pengkaderan ini yaitu Kode Etik dan SOP Instruktur, Analisa SDM (Sumber Daya Manusia), Inovasi perkaderan dan Monev.

Immawan Anjasmara atau biasa disapa Anjas sebagai salah satu peserta Pelatihan Instruktur Madya yang berasal dari PC IMM Sukoharjo Universitas Muhammadiyah Surakarta, menyampaikan tujuannya mengikuti kegiatan perkaderan PIM ini. “Tujuan saya mengikuti kegiatan ini yaitu pertama, saya ingin melihat perkaderan dan cara pengelolaan pengkaderan yang ada di Jawa Timur. Karena di setiap perkaderan yang saya ikuti, baik perkaderan utama ataupun khusus di tingkat dasar selalu bertempatan di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Ia pun menambahkan “Kedua, tujuan saya mengikuti pengkaderan PIM ini adalah untuk mengembalikan ghiroh dan nilai perkaderan yang ada di Jawa Tengah, yang mana selama ini terdegradasi oleh para kader IMM sendiri. Karena melupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam IMM, misalnya banyak kader yang pragmatis-oportunis yakni memanfaatkan Muhammadiyah sebagai ajang untuk mencari keuntungan,” ujarnya.

Kemudian Immawan Anjas menyampaikan kesan dan pesannya selama mengikuti kegiatan perkaderan PIM ini. “Kesan saya selama mengikuti kegiatan perkaderan ini adalah ketika berada di dalam ruang informal banyak sekali berdiskusi dengan para kader IMM yang berasal dari berbagai daerah yaitu Malang, Jakarta, Papua, yang memiliki problematika tersendiri yang terjadi di daerah mereka masing-masing,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan “Pesan saya hanya satu yakni jangan lupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan harapannya setelah mengikuti kegiatan perkaderan PIM DPD IMM Jawa Timur. “Harapan saya adalah semoga setelah ini tidak ada lagi kader IMM yang terpola-pola, saling klaim satu sama lain. Bahwa antara Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas tidak akan bisa terpisahkan dan harus saling melengkapi,” ujarnya.

“Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan Pengkaderan PIM DPD IMM Jatim ini nantinya mampu melahirkan para instruktur di tingkat madya yang memiliki komitmen untuk menjalankan amanah dan tugasnya sebagai seorang instruktur. Serta mampu merealisasikan dari apa yang telah dipelajari selama mengikuti kegiatan perkaderan tersebut,” pungkasnya. (Septi Sartika)