Opini

Channel YouTube LogIn, Mengusung Isu Toleransi Demi Islamisasi

3 Mins read

Sejuk.ID“Toleransi bukan hanya milik satu golongan umat beragama, tetapi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama”, ujar Luqkman H.Saifudin.

Toleransi adalah suatu sikap dan perilaku manusia yang melarang adanya diskriminasi terhadap suatu kelompok atau golongan dalam masyarakat. Tidak hanya itu, toleransi juga termasuk sikap saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang agama, ras, suku, dan budaya. Seperti halnya toleransi beragama, yang mana adanya kesalingan kelompok agama mayoritas dan minoritas untuk memberikan ruang berekspresi.

Toleransi beragama merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas. Tetapi tidak dengan mencela, menghina, serta memojokkan satu sama lain demi menganggap agama mereka lah yang paling benar. Misalnya pada tanggal 13 Mei 2018 silam terjadi aksi pengeboman 3 gereja di Kota Surabaya. Gereja Katolik Santa Maria, Gereja Kristen Indonesia, dan Gereja Pantekosta pusat Surabaya. Ketiganya menjadi sasaran teroris yang menghancurkan tempat beribadah umat kristen.

Perbuatan tersebut sangat menunjukkan sikap intoleransi beragama dan hanya menambah permasalahan-permasalahan sosial. Dengan bertoleransi dapat menjadikan suasana yang damai dan tenteram tanpa adanya perkelahian terkait perbedaan. Dengan adanya perbedaan tersebut seharusnya bisa menjadi alasan untuk melengkapi satu sama lain dan bukan dipertentangkan. Meskipun kita hidup di negara yang terkenal dengan keanekaragaman, tetapi kita perlu menjaga keutuhan negara guna menghindari perpecahan.

Saat ini kampanye toleransi beragama mulai digaungkan. Salah satunya yang berada di Channel YouTube ”LogIn” milik Deddy Corbuzier asal Indonesia.  Dalam acara di Channel itu,  YouTubers tersebut membuat sistem podcast yang dikemas dengan apik dan menarik dari berbagai agama yang ada di Indonesia. yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Di mana pembahasan yang di ambil di podcast tersebut yakni saling berdiskusi terkait agama masing-masing. Mulai dari saling bertanya jawab terkait paradigma berpikir, saling menanyakan ketidaktahuan mereka agar tidak menimbulkan kesalahfahaman. Dalam garis bawah dengan cara yang sopan dan tidak saling merendahkan satu sama lain.

Oleh sebab itu, Channel YouTube tersebut banyak mengundang perhatian masyarakat dari berbagai kalangan terutama umat beragama. Banyak respons positif yang menganggap bahwa acara yang diselenggarakan dalam podcast tersebut sangatlah bagus dan dapat menjadikan kerukunan umat beragama ini makin meningkat. Selain itu, banyak penonton yang mengapresiasi acara tersebut karena terkesan menyenangkan dan tidak membosankan. Video yang dibawakan oleh Habib Ja’far dan Onad dibawakan dengan luwes dan seru.

Persoalan-persoalan yang sensitif dibahas dengan perspektif agama mana pun, sehingga tidak menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Selingan-selingan komedi sering kali terselip pada obrolan mereka. Pada episode ke 13 di channel YouTube LogIn,  mereka mengundang seorang Pendeta yang bernama Yeri. Mereka membahas tentang persahabatan beragama. Dalam artian guna saling mengenali satu sama lain. Tidak hanya itu, mereka berdiskusi tentang isu kemudian mengaitkan prespektif beberapa agama, serta melakukan aksi bersama dalam hal-hal yang menurut mereka adalah kebaikan bersama dalam prespektif semua agama. ” Kita memang berbeda kebenaran, tetapi tetap mempunyai kesamaan yaitu kebaikan”, ujar Habib Ja’far.

Ada pula kalangan masyarakat yang kurang sependapat terkait Channel YouTube tersebut. Mereka beranggapan bahwa acara yang dibuat sangatlah tidak layak untuk diperbincangkan. Sebab mereka mengira bahwasannya acara yang diselenggarakan mengandung unsur kontroversi, yang beranggapan bahwa salah satu dari mereka ada yang harus login dari agamanya dan sebaliknya. Ada juga yang beranggapan bahwa acara tersebut mempunyai tujuan Islamisasi.

Islamisasi sendiri mempunyai arti proses mengajak umat kepercayaan lain untuk memeluk agama atau mengikuti agama Islam. Yang mana tidak sedikit orang mengira bahwa acara tersebut membawa dakwah islam guna menarik perhatian para tamu undangan yang beragama non muslim untuk login ke agama Islam. Tetapi tidak itu tujuan dari acara tersebut. Acara tersebut di selenggarakan agar para umat beragama di negara Indonesia ini lebih mendalami agama mereka masing masing. Mudahnya kata login tersebut kembali kepada agama mereka masing masing dan kembali ke tujuan masing-masing.

Perlu kita ketahui, bahwasannya sikap toleransi sangatlah penting Karena pada hakikatnya kita semua mempunyai tujuan yang sama. Jika di ibaratkan, kita bagaikan berlayar di samudra dengan perahu yang berbeda-beda guna mencapai tujuan yang sama. Akan tetapi Masih banyak pemikiran bahwa perbedaan tidak akan menjadikan kesatuan. Padahal, dengan adanya perbedaan antar sesama merupakan hal yang sangat indah jika dijalani dengan adanya sikap menghormati satu sama lain.

Agama bukan alat untuk pemecah belah. Agama adalah alat untuk mempersatukan umat. Adapun tujuan toleransi beragama adalah meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut agama dengan kenyataan agama lain. Dengan demikian, kita sebagai umat yang menganut ajaran agama, perlu menghayati dan memperdalam ajaran agama dan berusaha untuk mengamalkannya.

Dengan sikap saling menghargai dan menghormati maka akan tercipta suasana yang aman dan tenteram, serta meminimalisir perpecahan di antara minoritas dan mayoritas. Untuk itu dengan memiliki toleransi ynag tinggi diharapkan mampu menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang pluralisme dengan baik. Saling menghargai dan menghormati akan perbedaan demi menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Tetapi sebaliknya, jika tidak memiliki toleransi maka tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan perilaku destruktif yang ada di dalam masyarakat yang akan mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.

Penulis : Lu’luatul Illiyah (Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)

780 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    OpiniPolitik

    Waspada “Kelompok Agamis” : Menggembosi Aksi Mengawal Demokrasi

    4 Mins read
    Opini

    Literasi di Era Scrolling: Menemukan Makna di Tengah Informasi

    4 Mins read
    OpiniPolitik

    Senja Demokrasi Dinasti Jokowi

    5 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *