Sejuk.ID – Halaman SDIT Alfurqan tampak ramai. Berbeda dengan hari-hari biasanya, hari ini kantin sekolah tutup dan para siswa tidak bisa membeli makanan di kantin sekolah. Bukan sebab karena adanya insiden yang menyeramkan, tetapi hari ini di SDIT Alfurqan Lamongan mengadakan bazar makanan, Jum’at (23/9/2022).
Kegiatan yang kami namakan Marketing Days Alfurqan yang kemudian kami singkat menjadi MDF ini berbeda dengan MDF di tahun-tahun sebelumnya. Di tahun lalu, MDF dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan Jalan Sehat dan dilaksanakan oleh semua kelas bersama. Tahun ini MDF dilaksanakan setiap dua bulan sekali dan dibagi menjadi 6 kelompok per kelas. Hari ini giliran kelas satu dan empat yang berjualan.
Seru!!!, itulah tanggapan dari Fazly siswa kelas satu SDIT Alfurqan Lamongan. Dengan lugas, Fazly menawarkan jajanannya ke siapa saja ada di halaman sekolah. Pengalaman yang baru pertama kali dirasakannya membuat ia sangat senang dan antusias.
Berbagai aneka jajanan, antara lain Donat, Pizza Mini, Puding, Cireng gembira, Kue Buah Thailand, Es Bunga Telang dan masih banyak lainnya dijajahkan oleh para siswa kelas satu dan empat di halaman sekolah.
Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.00 wib. Namun belum sampai pukul 10.00 jajanan sudah ludes terjual. Tidak hanya sesama siswa, guru dan orangtua yang mengantar anaknya sekolah di PGIT dan TKIT Alfurqan juga ikut memborong jajanan yang tersedia.
Dalam sebuah wawancara, Fera Verdiana selaku guru kelas empat, ia menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa enterpreuner pada diri anak sejak diusia dini. Selain menumbuhkan jiwa enterpreuner juga melatih kemandirian, melatih anak bersosialisasi, mengenalkan anak pada dunia bisnis juga yang tidak kalah penting adalah meberikan sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakan oleh anak.
Nunuk Elmiwati, salah satu dari orangtua siswa kelas satu sangat mendukung kegiatan ini. Ia menjelaskan kegiatan positif seperti ini wajib dilaksanakan rutin untuk melatih anak dalam bertransaksi, mengenalkan anak dengan uang dan juga memberikan sebuah pengalaman bagaimana orangtua mereka bekerja untuk menafkahi keluarga.
Pengalaman-pengalaman seperti ini menjadi sebuah bekal kecil untuk anak-anak dalam bersosialisasi dan bertransaksi di masyarakat kelak. (Bachrruss/ FFS)