Sejuk.ID – Komunitas Perempuan Merah Goes to City Batch Sulawesi Tenggara atau biasa disingkat GTC ini memiliki misi terbesar bagi kaum perempuan. Salah satunya adalah membumikan wacana kemandirian perempuan dalam mewujudkan peradaban berkemajuan. Kegiatan kajian tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, (12/11/2022) melalui aplikasi google meeting. Kajian perempuan merah tersebut berlangsung sekitar pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Perempuan Merah ini memiliki sub tema dari pembahasan yang berbeda, sesuai dengan problem di daerah yang akan dituju. Dan tujuan diadakannya kegiatan ini tidak hanya berhenti di Sulawesi Tenggara saja. Tetapi, event GTC ini nantinya mempunyai misi nasional.
Kegiatan ini mengangkat tema besar yakni “Mewujudkan Kemandirian Perempuan Menuju Peradaban Berkemajuan”. Kegiatan GTC Batch ini berkolaborasi dengan berbagai Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM). Diantaranya yaitu PC IMM Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Wakatobi, Konawe, dan Buton.
Kegiatan kajian perempuan merah tersebut juga dihadiri oleh Immawan Haidir Muhari sebagai Keynote Speaker sekaligus Ketua Umum DPD IMM Sulawesi Tenggara serta terdapat dua pemateri pada kajian Perempuan Merah tersebut yaitu Dea Indriyani S.H sebagai Founder Indonesia Manggot Kendari Polam dan Riska Yunilda S.E sebagai Founder IKAWalet Indonesia.
Adapun jumlah peserta yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kajian perempuan merah tersebut berjumlah sekitar 60 peserta yang terdiri dari berbagai Pimpinan Komisariat, Cabang dan daerah di seluruh Indonesia.
Terdapat 2 materi yang telah dibahas pada kajian ini, materi pertama yaitu tentang peran perempuan dalam perubahan lingkungan dan materi kedua tentang urgensi kemandirian ekonomi bagi perempuan.
Immawan Haidir Muhari menyampaikan sambutannya saat sesi pembukaan kajian perempuan merah tersebut. “Ada hal yang penting dari ide dan gagasan yaitu keberanian memulai, dan melangkah. Seperti yang telah saya sampaikan tentang youth services, ide dan gagasan harus bersambut dengan aksi-aksi nyata. Pelan tapi pasti. Di depan selalu ada cahaya,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan “Saya kagum kepada optimisme founder Perempuan Merah, immawati Aulia. Bahwa melangkah ada kemungkinan dapat benar, tetapi tidak pernah berbuat sama sekali sudah pasti salah. Semoga kedepannya kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan terus menebar benih-benih kebaikan,” imbuhnya.
Kemudian Immawati Aulia Anis Al-Jannah atau biasa disapa Aulia sebagai Founder dari Perempuan Merah menyampaikan “Harapan saya dengan adanya kegiatan kajian perempuan merah ini adalah semoga para immawati bisa merasakan stimulus kebaikan dan merasa perlu untuk membagikan kebaikan kepada orang lain berupa pergerakan yang nyata untuk sesama,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan “Pada event yang ada di perempuan merah ini terdapat 3 bagian yakni perempuan merah Goes to City, kolaborasi bersama immawati dan talent perempuan merah. Ketiga event inilah nantinya sebagai respon aktif atas keadaan immawati saat ini yang dimana masih kurang memiliki wadah untuk upgrade diri,” tuturnya.
“Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan kajian perempuan merah ini nantinya dapat membangun kesadaran kita sebagai kaum perempuan untuk melakukan strategi khusus dalam tatanan perempuan. Bahwa masih banyak perempuan yang masih dianggap sebagai objek manifestasi dalam berbagai hal. Oleh karena itu, kita sebagai kaum perempuan harus berani mengambil langkah nyata dalam aksi yang besar. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sebagai respon aktif dalam masyarakat luas,” pungkas Founder Perempuan Merah ini. (Septi Sartika)