SEJUK.ID – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, melaksanakan salat Idul Adha 1445 Hijriyah pada Senin (17/6/2024). Kegiatan ini berlangsung di Tanah Lapang Desa Campurejo dengan imam dan khotib Ustaz Hubby Mulyono, Lc, MA, yang juga merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA).
Sebelum pelaksanaan salat berjamaah Idul Adha, ketua PRM Campurejo, Rofiud Darojat, ST, menyampaikan perolehan hewan kurban yang telah dikumpulkan oleh PRM Campurejo. Hewan kurban yang terdiri dari sapi, domba, dan kambing ini diumumkan kepada seluruh jamaah yang hadir.
Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga titik penghimpunan dan penyembelihan hewan kurban di lingkungan PRM Campurejo, yaitu di Masjid Al-Ikhlash, MIM 2, dan SMPM 13 Campurejo. Perolehan hewan kurban di masing-masing lokasi adalah sebagai berikut:
Masjid Al-Ikhlash: 1 ekor sapi dan 41 ekor domba/kambing
MIM 2 Campurejo: 2 ekor sapi dan 19 ekor domba/kambing
SMPM 13 Campurejo: 2 ekor sapi dan 2 ekor domba/kambing
Secara keseluruhan, total hewan kurban yang terkumpul di PRM Campurejo adalah 5 ekor sapi dan 62 ekor domba/kambing.
Dalam khutbahnya, Ustaz Hubby Mulyono menyampaikan empat hikmah penting dari perayaan Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban. Hikmah pertama adalah perintah syariat yang harus dijalankan oleh setiap umat sebagai bukti pengorbanan dan penghambaan kepada Allah SWT, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As.
Hikmah kedua adalah pentingnya mengingat dan berdzikir kepada Allah SWT dalam setiap nafas dan langkah kita, termasuk melalui ibadah kurban yang dilaksanakan pada hari ini dan tiga hari setelahnya yang dikenal dengan hari tasyrik. Hikmah ketiga adalah upaya bersama untuk memperjuangkan nilai-nilai tauhid dan pengesaan kepada Allah SWT. Sementara itu, hikmah keempat adalah ketaatan dan ketundukan kepada ajaran Islam.
“Semoga keempat hikmah dari Idul Adha ini mampu memberikan perubahan yang lebih baik bagi kita semua. Dengan demikian, kita dapat terus meningkatkan kualitas penghambaan diri melalui pengamalan syariat ajaran agama Islam dan berupaya memperjuangkan syiar agama dengan jiwa dan harta sebagai bukti ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah SWT.” pungkasnya. (*)
Reporter Ma’in. Editor Fathan Faris Saputro.