BeritaNasional

Konsistensi Maarif Institute dan Buya Syafii dalam Merawat Kebhinekaan

2 Mins read

SEJUK.ID – Dalam rangka merawat pemikiran Buya Syafii, MAARIF Institute dalam Tadarus Ramadhan putaran keempat ini mengambil tema “Konsistensi MAARIF Institute dalam Merawat kebhinekaan”. Acara yang bertujuan untuk menginternalisasikan semangat intelektualisme Buya Syafii Maarif di kalangan kaum muda Indonesia melalui proses diskursus publik ini mendapatkan dukungan penuh dari kalangan anak muda yang notabene adalah alumni Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan (SKK) Ahmad Syafii Maarif yang tersebar di berbagai daerah.

Rangkaian acara yang juga dimaksudkan untuk mensyukuri dua dekade MAARIF Institute ini bekerjasama dengan IAI N Laa Raiba, Bogor, STIT Ibnu Sina Malang dan Universitas Islam Al Ihya Kuningan, menggelar acara Tadarus Ramadhan dengan tema, “Konsistensi MAARIF Institute dalam Merawat kebhinekaan”. Sejumlah narasumber hadir dalam acara ini, di antaranya Siti Lutfi Latifah (Dosen IAI N Laa Raiba, Bogor), Ahmad Dahri (Dosen STIT Ibnu Sina Malang). Acara yang dihadiri tidak kurang dari 100 orang peserta ini dimoderatori oleh Fauzi Nurul Barkah (Universitas Islam Al-Ihya Kuningan).

Direktur Program MAARIF Institute, Moh. Shofan, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa salah satu isu yang menjadi perhatian Buya Syafii ialah komitmennya tentang menjaga Indonesia sebagai miliki bersama, bukan segelintir kroni atau golongan. MAARIF Institute sebagai lembaga kultural yang kini berusia dua puluh tahun tetap konsisten memperjuangankan cita cita Buya Syafii dalam menjaga kokohnya kebhinekaan.

“Sejak didirikan pada 2003 MAARIF Institute selama berpuluh puluh tahun hingga kini, selalu konsisten menjaga nilai-nilai kebinekaan di tengah meningkatnya intensitas intoleransi, sektarianisme dan koflik komunal. Hal ini sejalan dengan cita-cita Buya Syafii yang selalu konsisten menyuarakan kebenaran dan keadilan, gigih menyuarakan pengamalan Pancasila secara autentik, menegaskan pentingnya anak-anak bangsa untuk menjalin persaudaraan, bekerja sama dengan berbagai pihak, baik intra dan antar-agama”, tegas Shofan.

Dalam diskusi ini, Shofan juga menyinggung buku ‘Fikih Kebinekaan’ yang diterbitkan oleh MAARIF Institute. Ia berharap anak-anak muda membaca buku ini untuk menambah wawasan tentang kebinekaan dengan segala dinamikanya, sekaligus buku ini bisa menjadi panduan akademik dan moral untuk mengukuhkan kebinekaan di Indonesia.

Dalam pemaparan narasumber, Lutfi, sangat berharap lembaga MAARIF Institute dapat merawat, dan menghidupkan kebinekaan dengan berbagai kegiatan yang menyasar anak anak muda agar mereka mempunyai kesadaran kolektif dalam berbangsa dan bernegara. Lebih dari itu, jelas Lutfi, hendaknya MAARIF Institute juga menjadi pelopor terdepan dalam menjaga kebhinekaan yang sarat dengan problematika sosial dan rentang terhadap perpecahan yang bisa mengancam NKRI.

Senada dengan Lutfi, Dahri juga berharap MAARIF Institute tidak Lelah dan terus berjuang dalam mempromosikan Islam yang rahmatan lil alamin, sebagaimana cita cita Buya Syafii, agar Islam benar-benar menjadi agama yang terbuka, inklusif, dan memberi solusi terhadap masalah bangsa.

Diskusi yang dihadiri tidak kurang dari 100 orang yang rata-rata dari unsur pemuda ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang kebangsaan, kebhinekaan, dan dapat mendorong hubungan sosial yang harmonis dan bebas diskriminatif.