BeritaNasional

Tsania Nur Diyana, Lulusan Terbaik Program Doktor Usia 28 Tahun

2 Mins read

SEJUK.ID – Bertempat di Graha Cakrawala, Universitas Negeri Malang (UM) sukses menggelar Wisuda Periode 132 Tahun 2025, pada Sabtu (12/4/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Senat Akademik, Rektor, para wakil rektor, dekan fakultas, jajaran pejabat, para wisudawan, beserta keluarga mereka.

Dalam momentum sakral ini, sebanyak 1.251 mahasiswa resmi menyelesaikan pendidikannya, termasuk beberapa yang meraih predikat wisudawan terbaik. Salah satunya adalah Tsania Nur Diyana dari Program Doktor (S-3) Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang (UM).

Prestasi akademik yang diraih Tsania tentu sangat menginspirasi, mengingat kesibukannya sebagai dosen Departemen Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di usia yang tergolong muda, 28 tahun.

Tsania mengaku bersyukur dapat menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu relatif cepat dengan IPK nyaris sempurna, yakni 3,99. Apalagi, ia menjalani perkuliahan sambil bekerja, dengan tantangan jarak Yogyakarta–Malang yang cukup melelahkan.

“Saya merasa bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukung dalam segala hal, terutama dalam urusan pendidikan,” ungkapnya. Ia melanjutkan, “Terlebih, peran suami yang tak henti-hentinya menjadi penenang kala hati mulai diliputi kekhawatiran, selalu menguatkan, mengingatkan, dan meluruskan arah saat semangat mulai goyah,” paparnya.

Dalam penelitiannya, disertasi Tsania berfokus pada pengembangan instrumen pengukuran keyakinan dan sikap siswa terhadap fisika. Perempuan kelahiran Lamongan, 26 April 1996 ini berusaha memahami cara siswa mempelajari dan memaknai fisika secara lebih mendalam.

“Karya saya terkait psikologi belajar fisika, yaitu bagaimana siswa dapat belajar sesuai dengan pemahaman mereka. Hal ini akan membantu guru dalam mengarahkan,” ujarnya.

Meskipun tidak sedikit siswa yang memiliki stigma negatif terhadap fisika, Tsania yakin bahwa dengan pendekatan yang tepat, fisika dapat menjadi mata pelajaran yang mudah, menyenangkan, dan relevan.

“Pelajaran fisika akan lebih menarik jika diajarkan melalui konteks kehidupan sehari-hari. Jika siswa dapat mengaitkan konsep dengan pemecahan masalah nyata, minat mereka akan meningkat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Tsania menyebutkan bahwa meskipun mengubah persepsi siswa tidak semudah membalikkan telapak tangan, perubahan tetap dapat dicapai dengan strategi pengajaran yang efektif. “Intervensi yang tepat dapat mengubah anggapan bahwa fisika itu sulit dan menakutkan,” katanya.

Kepada para mahasiswa yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi, Tsania menyampaikan pesan agar tetap konsisten dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. “Selesaikan studi dengan sebaik-baiknya. Selain akademik, seimbangkan dengan pengembangan diri. Dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar IPK, yakni soft skills, karya, dan prestasi,” tegasnya.

Adapun kepada para pengajar fisika, Tsania menekankan bahwa menjadi guru fisika adalah profesi yang menantang sekaligus membanggakan. “Ketika siswa menjadi paham, itu adalah kepuasan yang sungguh luar biasa,” pungkasnya. (*)

Reporter Fahri Septian. Editor Fathan Faris Saputro.

883 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    BeritaDaerah

    Pena Kreativitas: Pelatihan Menulis Inspiratif Bersama Teguh Wahyu Utomo di SMAN 2 Lamongan

    2 Mins read
    BeritaNasional

    Kopdargab Ke-3 BikersMu Korwil Jawa Timur dan Pengukuhan Chapter Kota Blitar

    2 Mins read
    BeritaNasional

    XLSMART Lahir, Menyatukan Kekuatan Digital Indonesia untuk Masa Depan Tanpa Batas

    2 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *