SEJUK.ID – Korea Selatan, yang kini dikenal sebagai salah satu negara dengan ekonomi termaju di dunia, memiliki sejarah panjang yang penuh dengan perjuangan, penjajahan, dan pembangunan. Sebagai salah satu negara di Semenanjung Korea, Korea Selatan telah melalui berbagai fase penting dalam sejarahnya, mulai dari masa kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas sejarah singkat Korea Selatan, negara mana yang pernah menjajahnya, asal usul nama “Korea”, dan mengapa negara ini disebut sebagai “Hanguk.”
Sejarah Singkat Korea Selatan
Korea Selatan, secara resmi dikenal sebagai Republik Korea, terletak di bagian selatan Semenanjung Korea. Sejarah negara ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang seluruh semenanjung Korea yang telah ada selama lebih dari 2000 tahun. Sebelum menjadi dua negara yang terpisah—Korea Utara dan Korea Selatan—semenanjung ini dikenal sebagai tanah dari berbagai dinasti kerajaan, seperti Goguryeo, Baekje, Silla, dan Goryeo.
Asal usul Korea Selatan sebagai entitas yang terpisah dimulai setelah Perang Dunia II. Pada 1945, setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, Korea terbebas dari penjajahan Jepang. Namun, sebagai akibat dari Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, Semenanjung Korea dibagi menjadi dua wilayah di sepanjang paralel ke-38. Korea Utara berada di bawah pengaruh komunis Uni Soviet, sedangkan Korea Selatan berada di bawah pengaruh demokrasi Amerika Serikat.
Pada 15 Agustus 1948, Republik Korea secara resmi didirikan di bagian selatan semenanjung, dengan Syngman Rhee sebagai presiden pertama. Namun, ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan meningkat, yang akhirnya memicu Perang Korea pada 1950. Perang ini berakhir pada 1953 dengan gencatan senjata, tetapi kedua negara tetap terpisah hingga saat ini.
Korea Selatan kemudian memasuki periode pembangunan ekonomi yang cepat mulai dari tahun 1960-an, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Park Chung-hee. Berkat kebijakan industrialisasi yang agresif, Korea Selatan berhasil bertransformasi dari negara agraris yang miskin menjadi salah satu negara maju dengan ekonomi yang kuat. Saat ini, Korea Selatan dikenal dengan keunggulannya dalam teknologi, industri otomotif, budaya pop (K-pop dan drama Korea), serta demokrasi yang stabil.
Korea Dulu Dijajah oleh Siapa?
Salah satu periode paling tragis dalam sejarah Korea adalah masa penjajahan Jepang. Korea berada di bawah kekuasaan Jepang selama 35 tahun, dari 1910 hingga 1945. Penjajahan ini dimulai setelah Perjanjian Jepang-Korea 1910, yang secara efektif menghapus kedaulatan Korea dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Jepang.
Selama masa penjajahan Jepang, rakyat Korea mengalami penderitaan yang luar biasa. Pemerintah Jepang memberlakukan kebijakan asimilasi yang ketat, termasuk melarang penggunaan bahasa Korea di sekolah-sekolah dan memaksa warga Korea untuk mengadopsi nama Jepang. Selain itu, banyak sumber daya alam dan ekonomi Korea dieksploitasi untuk kepentingan Jepang. Pendudukan ini juga menyaksikan banyak kasus kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penggunaan tenaga kerja paksa dan eksploitasi “comfort women,” yaitu wanita Korea yang dipaksa menjadi pekerja seks bagi tentara Jepang.
Namun, masa penjajahan ini juga memunculkan gerakan perlawanan di kalangan rakyat Korea. Salah satu peristiwa perlawanan terbesar adalah Gerakan 1 Maret 1919, di mana ribuan orang Korea turun ke jalan untuk memprotes pemerintahan Jepang dan menuntut kemerdekaan. Meskipun gerakan ini ditumpas dengan kekerasan oleh Jepang, semangat kemerdekaan tetap hidup di kalangan rakyat Korea.
Penjajahan Jepang di Korea berakhir pada 15 Agustus 1945, ketika Jepang menyerah kepada Sekutu setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. Setelah itu, Korea dibebaskan, tetapi terpecah menjadi dua negara yang berbeda: Korea Utara yang komunis dan Korea Selatan yang demokratis.
Kenapa Disebut Korea?
Nama “Korea” berasal dari nama salah satu dinasti kuno di semenanjung Korea, yaitu Dinasti Goryeo (918–1392 Masehi). Dinasti Goryeo adalah salah satu dari tiga kerajaan besar yang pernah ada di semenanjung Korea setelah jatuhnya Kerajaan Silla Bersatu. Nama “Goryeo” sendiri berasal dari “Goguryeo,” salah satu dari tiga kerajaan kuno Korea (Goguryeo, Baekje, dan Silla) yang pernah berdiri pada periode Tiga Kerajaan.
Selama periode Dinasti Goryeo, Korea memiliki hubungan yang kuat dengan dunia internasional, termasuk melalui perdagangan dan diplomasi. Para pedagang dan diplomat dari Tiongkok, Arab, dan negara-negara lain yang berinteraksi dengan Goryeo mulai mengenal semenanjung ini sebagai “Koryo” atau “Korea,” yang kemudian menjadi nama internasional bagi seluruh wilayah tersebut.
Seiring waktu, meskipun Dinasti Goryeo digantikan oleh Dinasti Joseon pada abad ke-14, nama “Korea” tetap melekat dan digunakan oleh bangsa-bangsa asing untuk merujuk pada seluruh semenanjung. Hingga saat ini, nama tersebut digunakan di seluruh dunia, meskipun di dalam negeri, Korea Selatan dan Korea Utara memiliki sebutan lokal yang berbeda.
Kenapa Korea Disebut Hanguk?
Di dalam negeri, Korea Selatan tidak disebut sebagai “Korea,” melainkan sebagai “Hanguk” (한국). Nama ini berasal dari “Han,” yang merujuk pada konsep “bangsa besar” atau “orang besar” dalam bahasa Korea kuno, dan “Guk,” yang berarti negara. Dalam konteks ini, “Hanguk” berarti “Negara Han” atau “Negara Bangsa Besar.”
Ada beberapa teori mengenai asal usul nama “Han” dalam konteks Korea. Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa “Han” merujuk pada Konfederasi Samhan, yaitu tiga konfederasi kuno yang berada di bagian selatan Semenanjung Korea pada awal abad pertama Masehi. Ketiga konfederasi ini adalah Mahan, Jinhan, dan Byeonhan. Meskipun Samhan akhirnya bergabung menjadi satu negara yang lebih besar di bawah pengaruh kerajaan Silla dan Goryeo, nama “Han” tetap digunakan untuk merujuk pada seluruh bangsa Korea.
Di Korea Utara, negara ini disebut sebagai “Choson” (조선), yang merujuk pada nama Dinasti Joseon, dinasti terakhir yang memerintah seluruh semenanjung sebelum pembagian menjadi dua negara. Nama “Choson” juga digunakan dalam sejarah kuno untuk merujuk pada Gojoseon, kerajaan Korea pertama yang berdiri pada awal abad ke-2 SM.
Perbedaan antara “Hanguk” di Korea Selatan dan “Choson” di Korea Utara menunjukkan bagaimana kedua negara ini mengidentifikasi diri mereka setelah terpisahnya semenanjung Korea pada pertengahan abad ke-20. Meskipun kedua nama ini memiliki akar sejarah yang sama, mereka mencerminkan identitas politik dan budaya yang berbeda di masing-masing negara.
Penutup
Sejarah Korea Selatan adalah perjalanan yang penuh dengan perjuangan, mulai dari penjajahan Jepang hingga kebangkitan ekonomi yang spektakuler pada abad ke-20. Nama “Korea” yang dikenal di dunia internasional berasal dari Dinasti Goryeo, sementara sebutan lokal “Hanguk” merujuk pada warisan kuno bangsa Samhan. Penjajahan Jepang selama 35 tahun meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Korea, tetapi juga memperkuat semangat nasionalisme yang pada akhirnya membebaskan mereka.
Saat ini, Korea Selatan berdiri sebagai salah satu negara paling maju di dunia, dengan budaya yang mendunia dan ekonomi yang dinamis. Meskipun sejarahnya dipenuhi dengan tantangan, Korea Selatan berhasil bangkit dan menunjukkan kepada dunia bahwa masa lalu yang sulit tidak selalu menentukan masa depan.