SEJUK.ID Maluku Utara adalah provinsi yang sangat cantik dan menarik untuk didokumentasikan. Saya berkesempatan mengunjunginya dalam rangka tugas dari instansi tempat bekerja. Ada 3 kota yang saya kunjungi, yakni Ternate, Tidore dan Sofifi.
Tahukah kalian? 3 kota ini berada di 3 pulau yang berbeda di Maluku Utara. Seperti kita ketahui bahwa memang Maluku Utara adalah sebuah provinsi kepulauan. Ingin tahu ceritanya? Yuk kita simak!
Berangkat ke Maluku Utara
Banyak sekali tiket pesawat yang bisa dibeli untuk pergi ke provinsi di sebelah timur Indonesia ini. Kebanyakan pesawat menuju Maluku Utara harus transit dulu untuk mencapai ke sana. Namun ada juga yang tanpa transit, biasanya pesawat pukul 2 dini hari. Namun kebetulan saya tidak menemukan yang langsung sampai ke Maluku Utara, sehingga saya harus transit dulu selama 6 jam di Manado.
Selama transit di Manado, saya mengisinya dengan ngopi dan sarapan pagi sambil membuka laptop untuk mengerjakan tugas-tugas pekerjaan yang belum selesai. Saya juga memanfaatkan momen transit untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Ternate.
Rute Jakarta-Manado saya menggunakan Pesawat Citilink yang berangkat dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Rute Manado-Ternate saya menggunakan Pesawat Wings Air yang berukuran jauh lebih kecil dibanding dengan pesawat komersial pada umumnya.
Istirahat di Ternate
Setelah melalui perjalanan yang cukup lama dari Jakarta, akhirnya saya sampai di Kota Ternate. Kota ini berada di pulau Ternate yang di tengah-tengahnya berdiri dengan kokoh Gunung Gamalama. Kota ini ramai seperti ibu kota provinsi. Namun saya baru tahu bahwa ibu kota provinsi bukanlah Ternate, melainkan Sofifi yang justru masih sangat sepi.
Sampai di Bandara Ternate saya dijemput oleh Pak Makmur staff Dinas Pendidikan Provinsi. Saya sudah memesan tiket via platform traveloka sebelum berangkat. Menurut Pak Makmur, ada dua hotel yang direkomendasikan untuk bisa jadi tempat menginap, yakni Hotel Gaia dan Muara. Sayangnya hotel Gaia mempunyai biaya di atas pagu anggaran yang saya terima. Sementara saya tidak kebagian kamar di hotel Muara. Akhirnya saya memilih Hotel Emerald sebagai tempat menginap selama dua malam.
Saya sampai di Ternate pada sore hari. Pada malam harinya, Pak Makmur mengajak saya makan ikan di pusat kota Ternate. Tempat ini sangat ramai dengan para pedagang dan juga pembeli. Ikan-ikan yang disajikan di sana masih segar karena langsung diambil dari laut. Tak hanya di Ternate, sepengalaman saya, daerah yang secara geografis dekat dengan laut selalu mudah mencari pedagang ikan bakar.
Perjalanan Menuju Sofifi
Keesokan hari setelah tiba di Ternate, saya akan mengunjungi dua tempat untuk menyelesaikan tugas dinas. Pertama adalah Kantor Dinas Pendidikan Provinsi di Sofifi Pulau Halmahera. Selanjutnya SMKN 1 Tidore di Pulau Tidore. Untuk sampai di dua tempat tersebut, satu-satunya transportasi yang bisa digunakan hanyalah speed boat, yakni semacam angkot namun versi transportasi laut.
Pukul 9 penulis bersama Pak Makmur menuju pelabuhan Mangga Dua untuk berangkat menuju Sofifi. Di sana kita harus membayar karcis masuk pelabuhan sekitar 2000 per orang dan tiket speed boat dengan harga kisaran 50.000 s.d. 75.000 rupiah. Menurut saya lumayan mahal juga ongkosnya. Tak terbayang dengan nasib pegawai seperti Pak Makmur, yang untuk bekerja harus pulang pergi Ternate-Sofifi setiap hari.
Mampir di Sofifi Ibu Kota Maluku Utara
Setelah melakukan perjalanan sekitar 30 menit, saya sampai di Kota Sofifi yang sebenarnya adalah nama desa. Secara administratif, Sofifi masih menjadi bagian dari Kabupaten Tidore Kepulauan. Namun sejak 20 tahun yang lalu, pemerintah menetapkan Sofifi sebagai ibu kota dari provinsi hasil pemekaran dengan Maluku tersebut.
Transportasi di Sofifi masih terbatas, belum ada ojek atau taksi online seperti di Ternate. Maka saya dan Pak Makmur menggunakan jasa Bentor (Becak Motor) untuk menuju ke Kantor Dinas Pendidikan dan kembali ke pelabuhan.
Setelah selesai melaksanakan tugas di Sofifi, saya kembali ke Pelabuhan Sofifi untuk menuju SMKN 1 Tidore. Alhamdulillah kami mendapatkan speed boat yang akan berlayar ke sana. Mengingat jumlah armada Sofifi Tidore tidak sebanyak Ternate Sofifi atau Ternate Tidore.
Kami juga beruntung karena selama perjalanan cuaca bersahabat. Mengingat jika cuaca berbahaya karena ombak besar dan angin kencang, maka speed boat harus berdiam diri di pelabuhan tidak boleh pergi berlayar.
Sampai di Tidore, Kota Terbesar Kedua Setelah Ternate
Sesampainya di Tidore kami dijemput oleh Pak Ali Kepala SMKN 1 Tidore. Dengan menggunakan mobil, kami berangkat menuju SMKN 1 Tidore yang terletak tidak jauh dari pelabuhan. Kami menunaikan tugas terlebih dahulu di SMKN 1 Tidore. Setelah selesai, kami segera kembali ke pelabuhan Goto untuk makan dan shalat terlebih dahulu.
Ternyata pelabuhan untuk kami pulang bukanlah pelabuhan Goto, namun pelabuhan Rum yang terletak di sebelah utara Tidore. Kami melanjutkan perjalanan dengan mobil selama kurang lebih 45 menut menuju Pelabuhan Rum. Di sana terdapat speed boat yang menuju ke Kota Ternate kembali. Sesampainya di pelabuhan Rum, saya mendapatkan pemandangan yang cukup indah berupa gunung dan laut yang sulit untuk menemukannya di Jakarta.
Kembali Ke Ternate
Sekitar pukul 15.00, kami sudah kembali lagi ke Ternate. Kami kembali ke hotel dan perjalanan pun selesai. Saya berencana kembali ke Jakarta keesokan harinya di pagi hari tak lupa pamit kepada Pak Makmur dan berterima kasih atas bantuannya.