BeritaNasional

Menemukan Kedamaian Ramadan lewat Pelukan Ramadan, Simak Review @syahirah.ramadania

2 Mins read

SEJUK.ID – Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam berlomba-lomba dalam ibadah untuk meraih pahala yang berlipat ganda. Namun, tidak jarang Ramadan juga menjadi momen penuh rindu, terutama bagi mereka yang merayakannya jauh dari keluarga. Dalam kebersamaan yang terkadang terasa semu, hadirnya sebuah bacaan yang mampu menghangatkan hati menjadi sangat berarti. Salah satu buku yang bisa menemani perjalanan spiritual Ramadan ini adalah Pelukan Ramadan karya Fathan Faris Saputro dan Nurul Iftiasanti.

“Kalau bingung Ramadan ini mau baca apa, buku ini bisa menjadi teman selama Ramadan,” ujar @syahirah.ramadania dalam ulasannya pada Rabu (5/3/2025). Buku ini tidak hanya menyajikan kumpulan puisi, tetapi juga membawa nuansa Ramadan yang begitu kuat dalam setiap katanya. Dengan total 99 puisi yang dikemas dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, buku ini mampu menyentuh hati setiap pembaca.

Setiap bait dalam Pelukan Ramadan menghadirkan kehangatan yang mendalam. “Setiap kata dalam buku ini mudah dipahami juga bisa menyentuh hati para pembaca karena akan mengingatkan momen indah selama Ramadan,” tulis @syahirah.ramadania. Bagi para perantau, buku ini seperti pelukan hangat yang mengingatkan mereka pada suasana rumah, keluarga, dan kebersamaan yang mungkin sulit mereka rasakan secara langsung.

Tak hanya puisi, Pelukan Ramadan juga dilengkapi dengan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisinya. Ilustrasi tersebut semakin menghidupkan suasana Ramadan saat membacanya, seakan membawa pembaca untuk merasakan langsung nuansa yang digambarkan dalam tiap bait. “Pelukan Ramadan ini juga dilengkapi gambar sesuai dengan isi puisinya. Ilustrasi ini semakin menghidupkan suasana Ramadan saat membacanya,” tambahnya.

Dari sekian banyak puisi dalam buku ini, ada satu puisi yang sangat membekas di hati @syahirah.ramadania, yakni puisi berjudul Ibu Rindu. “Salah satu puisi yang membuat mataku berkaca-kaca ialah puisi berjudul Ibu Rindu. Meski hanya kumpulan kata, pada kenyataannya ada seorang ibu yang melewati Ramadan ini sendirian. Tanpa ada satu pun anak di sisinya dan anak yang menelpon sekadar menanyakan kabar. Hanya kesunyian yang menjadi sahabat terbaiknya sepanjang bulan Ramadan,” tulisnya penuh haru.

Buku ini menjadi pengingat bagi setiap pembaca untuk lebih menghargai momen kebersamaan dengan keluarga serta meningkatkan ibadah di bulan suci ini. Sebagaimana kutipan dari Ustaz Oemar Mita yang turut dimuat dalam buku ini, “Andaikan bulan Ramadan tidak bisa membuat kita maksimal beribadah lalu di bulan mana lagi kita maksimal beribadah.”

Sebagai penutup, @syahirah.ramadania berharap agar setiap orang dimudahkan dalam menjalankan ibadah puasa dan segala amal yang dilakukan diterima oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda. “Semoga kita semua dimudahkan menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini ya, dan semoga setiap amal yang kita lakukan Allah terima dengan pahala yang dilipatgandakan,” pungkasnya. (*)