SEJUK.ID – Mahasiswa KKP Plus Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menebar manfaat kepada masyarakat Desa Bissoloro melalui program pengabdian pelatihan metode khitbah dan metode penyelenggaraan jenazah. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (27/2/2025), di Aula Pesantren Darul Fallah.
Program metode khitbah dan penyelenggaraan jenazah ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa KKP Unismuh Posko Bissoloro dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bungaya serta Pondok Pesantren Darul Fallah. Program ini adalah rangkaian dari pengajian bulanan dan kajian TrenQaun (Pesantren Qauniah) yang rutin dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Fallah.
Muh. Farhan, selaku koordinator desa KKP Bissoloro, mengungkapkan, “Pengajian bulanan dan kajian TrenQaun yang dirangkaikan dengan pelatihan metode khitbah dan metode penyelenggaraan jenazah pada dasarnya dilaksanakan atas dasar kebutuhan masyarakat Bissoloro itu sendiri yang tidak semua paham mengenai tata cara mengurus jenazah.”
Pernyataan ini juga diperkuat oleh Sekretaris Koordinator KKP Desa Bissoloro, Roslinda, yang mengatakan, “Program kolaborasi ini terlaksana bukan tanpa tujuan. Kami telah melakukan observasi sebelumnya kepada masyarakat untuk mengetahui kebutuhan mereka, dan salah satu yang diminta adalah penyelenggaraan jenazah. Kewajiban umat Muslim terhadap jenazah yang seharusnya sudah dipahami, pada kenyataannya masih awam bagi masyarakat Bissoloro. Hanya sebagian orang yang memahami hal ini, sehingga kami merasa pelatihan ini harus segera disosialisasikan,” tegas Roslinda.
Tidak hanya itu, fakta baru kemudian terungkap melalui penyampaian Imam Dusun Bissoloro, Sainuddin, yang menjelaskan, “Kami sejatinya sangat bersyukur atas inisiatif dari para ananda mahasiswa KKP Unismuh bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bungaya serta Pondok Pesantren Darul Fallah. Kami sangat menantikan pelatihan seperti ini. Jujur saja, selama ini kami menjalankan penyelenggaraan jenazah di Bissoloro berdasarkan tradisi, bukan syariat Islam. Terlebih lagi, masyarakat yang sering mengurus jenazah di sini telah meninggal dunia.”
Adapun kegiatan ini menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya, yakni Dr. Ir. Nurdin Mappa, M.M., dalam kajian TrenQaun dengan tema Sapi dalam Perspektif Agribisnis Islam; Kiai Amiruddin, S.Pd.I., dengan materi Metode Khitbah; serta H. Ardan Ilyas, S.Pd.I., M.A., untuk materi Metode Penyelenggaraan Jenazah.
Masyarakat terlihat begitu antusias terhadap kegiatan ini, terutama saat sesi materi dan praktik penyelenggaraan jenazah berlangsung.
Dalam kesempatan tersebut, pemateri H. Ardan Ilyas, S.Pd.I., M.A., mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam mempertanyakan praktik penyelenggaraan jenazah yang sesuai dengan syariat Islam. “Kita di masyarakat Bissoloro harus kembali ke fitrah Islam, yakni kepada kemurnian Islam yang sesungguhnya. Penyelenggaraan jenazah tidak boleh lagi berbasis tradisi, melainkan harus sesuai dengan syariat Islam. Tidak boleh dibolak-balik, ditambah, ataupun dikurangi. Contoh kecilnya, dalam teori disebutkan bahwa urutan penyelenggaraan jenazah meliputi memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan. Namun, dalam praktik yang salah, sering kali pengurusan kafan dilakukan lebih dahulu sebelum jenazah dimandikan, disalatkan, dan dikuburkan,” jelas sang pemateri. (*)
Reporter Roslinda. Editor Fathan Faris Saputro.