Sejuk.ID – Pemerintah Kabupaten Gresik menyambut baik langkah kerjasama dengan Cargill melalui CSR (Corporate social Reaponbility) dalam menekan angka stunting di Kabupaten Gresik. Jalinan kerjasama itu diwujudkan dengan dijadikannya tiga desa di Kecamatan Manyar sebagai pilot project penanganan stunting.
Tiga desa itu di antaranya Desa Manyar Rejo, Desa Sidomukti dan Desa Sidorukun. Nantinya, Pemkab Gresik melalui stake holder terkait akan bersama-sama dengan Cargill dan team dari Penala Samahita Parma akan melakukan pendampingan.
Perwakilan dari masing-masing desa tersebut diundang dalam pertemuan Rembug Stunting di Pendopo Kecamatan Manyar, Gresik, Kamis (17/11/2022).
Pemkab Gresik dan Cargill hadir bersama guna membahas program apa saja yang akan dijalankan selama masa penanganan permasalahan stunting. Selain itu, dalam rembug akur juga diluncurkan Program Preventif dan Promotif Dalam Penanganan Stunting di 3 Desa Kecamatan Manyar. Dalam pertemuan itu, Wakil Bupati Gresik Hj. Aminatun Habibah juga tampak hadir sekaligus meresmikan program tersebut.
Dalam sambutannya, Bu Min sapaan akrab Wabup Gresik sangat mendukung dengan adanya jalinan kerjasama antara Pemkab Gresik dan Cargill. “Sebab, pemerintah daerah saat ini tengah berupaya mengatasi permasalahan stunting. Dan tentu saya sangat mengapresiasi atas program yang akan dijalankan bersama Cargill,” ujar Bu Min.
Menurut Bu Min, ini merupakan langkah strategis dalam mendukung program pemerintah terkait penanggulangan stunting. Pihaknya akan mensupport penuh program yang berlangsung 1,5 tahun tersebut.
“Kita akan support program ini. Saya minta agar dijajaran pemerintah mulai dari tingkat kecamatan, desa dan masyarakat serta perusahaan untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh agar dapat tercapai. Petugas dari puskesmas dan posyandu juga harus siap,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Sementara di Kabupaten Gresik masih berada di angka 23%.
Pemerintah Kabupaten Gresik sendiri menargetkan di tahun 2024, angka stunting di Gresik dapat ditekan hingga 14%. (Fathan Faris Saputro)