SEJUK.ID – Dusun Palirangan, Desa Payaman, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) dengan menggelar karnaval yang meriah pada Ahad (25/8/2024). Acara yang diadakan di Lapangan Tlogo Ploso ini menjadi ajang berkumpulnya warga dusun serta menjadi saksi dari semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat setempat.
Karnaval kali ini diikuti oleh berbagai kelompok masyarakat dari beberapa gang di Dusun Palirangan. Gang Sumur Ghede yang dipimpin oleh Abdur Rokib, Gang Randu Kembar oleh Khoirul Ibad, Gang Masjid oleh Irfa’i, Gang Rambutan oleh Kasmono, dan Gang Grasak oleh Kholis, semuanya turut berpartisipasi dengan antusias. Acara ini digagas dan dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat untuk memperingati HUT ke-79 RI, menunjukkan betapa besar rasa cinta dan penghargaan warga terhadap kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan karnaval ini dimulai dengan upacara pembukaan yang dipimpin oleh Kepala Dusun Palirangan Umri Zainuri. Setelah itu, para peserta karnaval melakukan pawai mengelilingi Dusun Palirangan dengan start dan finish di Lapangan Tlogo Ploso. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dan sesepuh dusun, tetapi juga perangkat Desa Payaman yang turut serta menyaksikan pembukaan karnaval tersebut. Warga Desa Payaman dan sekitarnya juga hadir memeriahkan acara dengan penuh semangat.
Abdur Rokib selaku koordinator Gang Sumur Ghede mengungkapkan bahwa tema karnaval tahun ini adalah “Sumur Ghede,” yang bertujuan untuk mengenang jasa-jasa para sesepuh tempo dulu yang telah memanfaatkan sumur gede atau sumur tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sumur tua ini merupakan peninggalan Wali Songo dan hingga kini masih aktif digunakan oleh warga Dusun Palirangan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Sumur Ghede ini adalah sumur peninggalan Wali Songo yang sangat bermanfaat bagi kehidupan warga Dusun Palirangan. Air dari sumur ini tidak pernah habis meskipun musim kemarau panjang melanda. Saat ini, sumur tersebut juga menjadi salah satu aset penting bagi Pimpinan Ranting Muhammadiyah Palirangan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dengan diadakannya karnaval ini, diharapkan warga masyarakat terus mengingat dan menghargai sejarah serta pentingnya Sumur Ghede bagi kehidupan mereka. Sumur ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah panjang Dusun Palirangan, tetapi juga simbol kekuatan dan ketahanan komunitas dalam menghadapi berbagai tantangan. (*)
Reporter Ni’matus Sholihah. Editor Fathan Faris Saputro.