Artikel

Hidroponik sebagai Solusi Kaum Muda yang Gengsi Bertani

3 Mins read

Sejuk.ID – Indonesia ialah negara yang sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Hal tersebut dikarenakan Indonesia termasuk negara yang memiliki kondisi wilayah berupa tanah nan subur. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang kebutuhan hidup mereka. Dengan berprofesi sebagai petani, masyarakat membuka peluang bekerja melalui lahan yang dimilikinya. Seiring waktu, profesi tersebut terus berkembang dan mampu menunjang kebutuhan pangan di negara Indonesia.

Akan tetapi, di era ini banyak kaum muda yang kurang berminat untuk menjadi petani. Kurangnya minat tersebut semakin meningkat seiring perkembangan era digital yang pesat. Profesi-profesi menarik mulai bermunculan seperti influencer, youtuber, hingga content writer. Secara perlahan, profesi petani mulai diabaikan oleh kaum muda. Sebagaimana data dari Badan Pusat Statistik yang menyebutkan jika terjadi kemerosotan pada data petani muda Indonesia. Pada tahun 2011 tercatat jumlah anak muda yang berprofesi petani ada 29,18 persen, turun pada tahun 2021 menjadi 19,18 persen.

Penurunan tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu karena adanya rasa gengsi untuk menjadi petani. Mereka kurang menyukai aktivitas mengolah lahan pertanian yang berlumpur dan di bawah terik matahari. Kebanyakan anak muda mengalami hal tersebut disebabkan karena selama ini profesi petani seringkali dipandang sebelah mata. Meskipun memiliki peran yang besar dalam menyangga bahan pangan, dalam perspektif masyarakat profesi tersebut dianggap sebagai profesi yang kurang menguntungkan.

Adanya stigma itu hadir karena selama ini hasil panen petani tidak sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Musim yang kerap berubah dan adanya serangan hama membuat hasil pertanian kian menurun dari waktu ke waktu. Sehingga, mayoritas petani akan rugi saat gagal panen. Untuk itu, diperlukan solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut guna menarik minat kaum muda dalam bertani. Solusi tersebut diharapkan ke depannya mampu menjadi pendorong generasi muda untuk memiliki semangat dalam menggeluti bidang pertanian.

Salah satu solusi untuk kaum muda yang gengsi bertani adalah dengan menerapkan sistem pertanian hidroponik. Pertanian hidroponik adalah sistem bercocok tanam tidak menggunakan lahan, melainkan dengan air dan media tanam lainnya. Melalui sistem hidroponik, kegiatan bertani menjadi lebih praktis. Hal tersebut dikarenakan seorang petani tidak perlu terjun langsung ke lahan untuk bercocok tanam.

Dengan menerapkan sistem hidroponik, masyarakat tidak perlu mengolah tanah di pekarangan atau lahan mereka. Aktivitas membajak sawah atau memupuk lahan perlahan mampu ditinggalkan dengan tenang. Rutinitas yang semula harus memantau lahan setiap saat karena khawatir serangan hama, kini dapat sejenak disingkirkan. Kini tidak ada kecemasan terhadap musim hujan ataupun kemarau. Sebab, bertanam dengan sistem hidroponik tidak mengenal musim. Para petani tidak perlu risau lagi tentang permasalahan yang mereka alami ketika bercocok tanam di lahan. Sebab, tanaman hidroponik lebih mudah untuk dipantau perkembangannya dari rumah sekalipun.

Dalam pertanian hidroponik, jenis tanaman yang ditanam pun beragam selayaknya di lahan pada umumnya. Seperti beberapa jenis buah dan sayuran. Dengan begitu, anak muda bisa leluasa menentukan jenis tanaman apa yang akan dibudidayakan. Anak muda juga bisa melakukan budidaya beberapa jenis tanaman dalam satu waktu sekaligus melalui hidroponik. Sebab, tanaman hidroponik tidak dipengaruhi oleh musim hujan ataupun kemarau.

Untuk mampu bertanam dengan sistem hidroponik, anak muda cukup menyiapkan media tanam. Media tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi tempat dan financial yang ada. Kondisi tempat yang luas membutuhkan media tanam yang banyak. Belum lagi ketika bertanam hidroponik dengan bersusun atau bertingkat. Di samping itu, anak muda harus memperhatikan faktor financial dalam bertani hidroponik. Gunakan anggaran secukupnya dalam membeli media tanam dan benih tanaman.

Beberapa alat dan media tanam yang digunakan dalam menanam hidroponik seperti net pot, pipa air, rockwoll, pupuk AB mix, kain flanel, tds meter, dan lain sebagainya. Tak kalah penting juga untuk pemilihan benih tanaman. Sebelum bertanam hidroponik, pastikan benih yang dipilih adalah benih yang baik untuk disemai. Sehingga, pertumbuhan tanaman tidak terganggu.

Di samping itu, terdapat alasan mengapa bertanam hidroponik sangat cocok bagi kaum milenial. Selain mudah dalam sistem pengendalian hama, tanaman hidroponik cukup praktis dan menarik. Bertanam hidroponik dapat dilakukan di pekarangan rumah maupun lahan yang sempit. Tak hanya itu, anak muda dapat berkreasi dengan sistem pertanian hidroponik. Perawatan tanaman juga bisa dilakukan kapanpun tanpa takut oleh perubahan cuaca yang tidak menentu.

Melalui teknik perawatan yang tepat, bertani secara hidroponik juga mampu menjadi ladang penghasilan yang menguntungkan. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi anak muda untuk menambah penghasilan mereka. Dengan penghasilan yang bertambah, anak muda mampu berinvestasi dan membuka peluang usaha baru di masa mendatang. Sehingga, melalui upaya tersebut mereka dapat mencapai financial freedom di usia muda melalui bertani hidroponik.

Dengan demikian, tidak ada lagi alasan kaum muda untuk gengsi dalam bertani. Menjadi petani tidak selalu diartikan turun ke lahan pertanian yang penuh lumpur dan terik matahari. Seiring perkembangan zaman, bertani menjadi aktivitas yang menyenangkan melalui sistem hidroponik. Menjadi petani bukanlah sebuah momok yang menyeramkan bagi pemuda yang membuka mata. Sebab, peluang sukses dengan profesi petani selalu ada dengan senantiasa belajar dan berinovasi. Hal tersebut dikarenakan petani adalah profesi yang tidak boleh sirna guna menyangga tatanan pangan suatu bangsa.

Penulis : Dita Dwi Cahyani

767 posts

About author
Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama.
Articles
    Related posts
    Artikel

    Menyikapi Tanda-Tanda Kiamat dengan Kesadaran dan Perubahan

    2 Mins read
    ArtikelPolitik

    Putusan MK dan Tantangan Implementasinya: Memperkuat Checks and Balances di Indonesia

    2 Mins read
    Artikel

    Hentikan Tragedi Gaza: Saatnya Negosiasi Gencatan Senjata

    2 Mins read

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *