Nashrul Mu’minin – Ketua Duta Utama Pendidikan Berkualitas
SEJUK.ID – Penemuan 6 jenazah sandera Israel di Khan Younis, Gaza, pada 20 Agustus 2024 menambah daftar panjang korban konflik Israel-Palestina yang terus berlangsung. Menurut laporan, para sandera ini ditangkap hidup-hidup pada 7 Oktober 2023 dan ditemukan tewas setahun kemudian. Serangan Israel untuk membebaskan mereka justru menyebabkan kematian, menambah duka para keluarga yang telah lama menanti kepulangan mereka.
Konflik berkepanjangan ini telah merenggut banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Pemerintah Israel terus melancarkan serangan militer untuk membebaskan warga negaranya yang ditawan, namun cara ini terbukti tidak efektif dan malah menimbulkan lebih banyak korban. Di sisi lain, kelompok militan Palestina juga tidak mau mengalah dan terus mempertahankan tawanan mereka sebagai alat negosiasi. Kedua pihak seolah terjebak dalam lingkaran kekerasan yang tidak kunjung usai.
Tragedi ini menyoroti tentang perlunya solusi damai yang segera ditempuh untuk mengakhiri konflik berkepanjangan ini. Pemerintah Israel dan pihak Palestina harus segera melakukan negosiasi gencatan senjata yang diawasi oleh pihak ketiga, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Gencatan senjata ini bukan hanya untuk menghentikan pertumpahan darah, tetapi juga untuk membuka jalan bagi proses perdamaian yang lebih komprehensif.
Selama ini, pendekatan keamanan dan militer yang diambil oleh Israel tampaknya tidak mampu untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, pendekatan ini justru semakin memperburuk situasi dan membuat korban semakin banyak. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kedua belah pihak untuk mempertimbangkan solusi diplomatik dan politik yang dapat mengakomodasi kepentingan dan aspirasi masing-masing.
Sebagaimana yang dikatakan oleh nashrulmuminin919, “Kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap konflik, bukan kepentingan politik atau ideologi. Setiap nyawa yang hilang adalah tragedi yang harus dihindari,” ungkapnya. Pernyataan ini menekankan pentingnya menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas segala-galanya, termasuk dalam konflik berkepanjangan seperti yang terjadi di Palestina.
Selain itu, komunitas internasional juga harus turut serta dalam upaya penyelesaian konflik ini. Dukungan dan tekanan dari negara-negara lain, khususnya yang memiliki pengaruh besar di kawasan, dapat membantu mendorong tercapainya gencatan senjata dan proses perdamaian yang lebih konkret. Pemerintah Israel juga harus menunjukkan iktikad baik dengan menghentikan serangan militer dan tindakan represif terhadap warga Palestina.
Di sisi lain, kelompok militan Palestina juga harus menyadari bahwa penggunaan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka perlu mempertimbangkan untuk menyerahkan tawanan dan berpartisipasi dalam proses negosiasi yang dipimpin oleh pihak ketiga yang dapat dipercaya. Hanya melalui dialog dan kompromi yang saling menguntungkan, konflik ini dapat diselesaikan secara damai dan berkelanjutan.
Tragedi di Gaza ini semakin menegaskan urgensitas penyelesaian konflik Israel-Palestina. Setiap nyawa yang hilang adalah tragedi kemanusiaan yang tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, semua pihak harus segera bertindak untuk menghentikan pertumpahan darah dan memulai proses perdamaian yang komprehensif. Hanya dengan cara ini, generasi mendatang dapat hidup dalam damai dan harmoni di bumi yang mereka bagi bersama.
“Kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap konflik, bukan kepentingan politik atau ideologi. Setiap nyawa yang hilang adalah tragedi yang harus dihindari,”_nashrulmuminin919. (*)
Editor Septi Sartika