SEJUK.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah ‘Aisyiyah (KKN MAs) 2024 kelompok 108 Desa Paseban, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menggelar seminar program kerja di Aula Balai Desa Paseban, Kamis (8/8/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan rencana kerja mahasiswa selama berada di Desa Paseban. Seminar ini dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, serta warga setempat.
Ketua kelompok 108 Desa Paseban KKN MAs 2024, Muhammad Habib, menjelaskan beberapa program yang akan dijalankan. Program tersebut meliputi pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
“Setelah melakukan observasi selama beberapa hari, tibalah saatnya kami dari KKN Muhammadiyah-‘Aisyiyah memproyeksikan program kerja yang akan kita garap bersama di Desa Paseban. Secara garis besar, misi yang diamanatkan kepada kami dari pusat hingga diterapkan di dua kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo, adalah ‘UMKM Unggul, Stunting Menurun’,” ucapnya.
Program pendidikan akan difokuskan pada peningkatan kualitas belajar siswa melalui berbagai kegiatan edukatif. Di bidang kesehatan, mahasiswa akan mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Selain itu, pemberdayaan masyarakat akan dilakukan dengan pelatihan keterampilan dan pengembangan UMKM. Program-program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Paseban.
Seminar ini juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan warga dan perangkat desa. “Kami berharap dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat Paseban untuk mensukseskan program kerja kami,” tambahnya.
Kegiatan KKN MAs 2024 ini direncanakan berlangsung selama satu bulan dengan berbagai kegiatan yang telah terjadwal. Mahasiswa berharap program yang mereka jalankan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi Desa Paseban.
Kepala Desa Paseban, S. Purwanto, mengungkapkan rasa terima kasih atas kedatangan para mahasiswa KKN MAs yang menggarap isu stunting dan UMKM menjadi program kerja di Desa Paseban.
“Kami pemerintah desa Paseban mendukung program ananda sekalian, kebetulan program ini cukup konkret,” ungkapnya.
Purwanto mengungkapkan jika persoalan UMKM di Desa Paseban memiliki bahan baku yang cukup mumpuni hingga untuk menggarap inovasi baru berbasis produk itu mudah diakses.
“Di desa Paseban ini memiliki bahan baku yang cukup efektif untuk dikembangkan seperti singkong, jambu mete, dan pisang sehingga untuk melakukan gebrakan baru mudah untuk dilakukan untuk UMKM,” tandasnya. (*)
Reporter Muhammad Habib Harun. Editor Fathan Faris Saputro.