SEJUK.ID – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-23 Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) yang jatuh pada 25 Oktober 2024, Seminar Nasional PP GPMB sukses diselenggarakan di Ruang Theater, Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI pada Senin (7/10/2024). Seminar yang mengusung tema “Kolaborasi Membangun Keluarga Literat melalui Gerakan Literasi Masyarakat” ini menarik lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh pendidikan, komunitas literasi, akademisi, hingga pegiat literasi.
Acara dimulai dengan sambutan dari Dr. Adin Bondar, S.Sos., M.Si., Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional RI. Dalam sambutannya, Adin menekankan pentingnya literasi sebagai pilar utama dalam membangun generasi unggul. Ia mengingatkan bahwa Indonesia sedang menuju masa bonus demografi dengan 65% masyarakat berada di usia produktif. “Kita perlu menyiapkan mereka dengan keterampilan literasi sejak dini. Kegiatan literasi seperti membaca dan mendongeng tak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga berperan mencegah penyusutan neuron pada otak anak,” jelasnya. Ia juga menyampaikan inisiatif dari Perpustakaan Nasional RI seperti layanan iPusnas dan Bintang Pusnas.edu, yang berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat menjadi 69,42 pada tahun 2022.
Herlina Mustikasari, MA., PhD., Ketua Umum PP GPMB 2023-2027, dalam pemaparannya menyoroti potret gerakan literasi nasional, termasuk kesenjangan literasi di beberapa wilayah. “DKI Jakarta menunjukkan tingkat literasi tertinggi, sementara Papua masih tertinggal jauh,” ujarnya. Ia memperkenalkan program Rumah Literasi GPMB, yang dirancang untuk memperluas akses bacaan berkualitas serta meningkatkan budaya literasi di seluruh Indonesia. Herlina menegaskan bahwa Rumah Literasi GPMB bukan sekadar tempat penyimpanan buku, tetapi juga pusat kegiatan literasi yang dapat memberdayakan keluarga dan masyarakat.
Sesi berikutnya diisi oleh Nuradi Indrawijaya, Founder Mata Aksara dan penerima Nugra Jasa Dharma Pustaloka Perpusnas RI 2016. Nuradi memaparkan pentingnya literasi keluarga melalui aktivitas sederhana seperti membaca bersama dan diskusi buku. “Rumah Literasi GPMB menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengakses pengetahuan dan menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan,” tuturnya.
M. Kh. Rachman Ridhatullah, S.Sos., M.Si., Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dan Founder Padepokan Dakwah Kreatif Bandung, berbicara tentang teknik fundraising sebagai solusi pembiayaan gerakan literasi. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam gerakan literasi adalah keterbatasan anggaran. Ia menawarkan solusi melalui kemitraan dengan sektor swasta, program CSR, dan platform digital. “Kolaborasi dengan pihak swasta sangat penting untuk memastikan keberlangsungan program literasi,” ujarnya.
Sesi terakhir dibawakan oleh Dr. Ir. Adiyati Fathu Roshonah, M.Pd., Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang menyoroti peran keluarga dalam membangun kebiasaan literasi sejak dini. “Orang tua harus aktif menstimulasi anak-anak mereka dengan bacaan berkualitas, mulai dari masa pra-nikah hingga masa emas anak-anak,” katanya.
Doni Renaldi, S.H., Kepala Bidang Humas PP GPMB Nasional, menyatakan bahwa seminar ini membuktikan komitmen kuat PP GPMB dalam menggalang kolaborasi lintas sektor. “Kami mengapresiasi kerja sama yang kuat antara komunitas, mahasiswa, duta baca, generasi Z, dan para pegiat literasi, yang terlibat dalam menyukseskan acara ini. Peserta juga berasal dari latar belakang beragam, baik secara luring maupun daring melalui platform Zoom dan YouTube,” ujar Doni saat diwawancarai oleh media.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber, membahas tantangan dan peluang gerakan literasi di Indonesia. Seminar ini menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan kunci kebangkitan literasi nasional, menciptakan fondasi bangsa yang berdaya saing tinggi di masa depan. (*)
Reporter Doni Renaldi. Editor Fathan Faris Saputro.
