Sejuk.ID – Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Banyuwangi dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan kegiatan kolaborasi Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter angin timur bertempatan di Dragon Cafe Desa Jajag kecamatan Gambiran, Senin (17/10/2022).
Pelaksanaan kegiatan Nobar (Nonton Bareng) film yang berjudul angin timur produksi dari watchdoc ini diikuti puluhan anggota IMM dan PMII Kabupaten Banyuwangi yang terdiri dari 20 orang kader IMM dan juga 20 orang kader PMII kabupaten Banyuwangi.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Ahmad Rivai (auditor hukum), Budiono ( aktivis social politik), Anim Jauhariah (peneliti ekonomi) dan sekaligus mereka adalah sebagai pemantik pada kegiatan tersebut.
Film yang berdurasi 1 jam 40 menit itu menceritakan tentang dampak yang dialami oleh para nelayan akibat kenaikan bahan bakar minyak BBM dan kerusakan lingkungan karena akibat dari pihak pertambangan. khususnya dampak yang dialami oleh nelayan di Dusun Pancer Desa Sumberagung kecamatan Pesanggaran akibat PT. Bumi sukses indo (BSI) yang mengelola pertambangan emas di gunung tumbang pintu.
Kegiatan tersebut memiliki konsep mengamati film dokumenter angin timur secara bersama-sama yang kemudian dilanjutkan diskusi untuk membedah isi dari film tersebut dan melakukan nota kesepakatan untuk kita para Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang sama-sama harus bergerak dalam melakukan penyadaran kepada masyarakat luas.
Immawan Iqbal Wahyudin sebagai Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Banyuwangi menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk penyadaran dari agenda proyek yang kita lakukan kemudian setelah diskusi publik kegiatan ini diharapkan masyarakat mampu untuk melakukan aksi nyata yaitu minimal sama-sama merasakan penindasan dan kemudian bergerak bersama.
Ia juga menyampaikan tentang hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan ini, tentu yang pertama adalah moment silaturahmi antar ormek yang diinisiasi oleh IMM dan PMII Kabupaten Banyuwangi kemudian nantinya akan dilakukan serentak bersama Cipayung plus Banyuwangi.
Kedua adalah momen kebersamaan Intelektual Muda Muhammadiyah dan NU (Nadhatul Ulama) tentunya harus menjadi motor pergerakan dan sekaligus sama-sama membangun solusi berbagai persoalan yang ada di masyarakat.
“Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan ini dapat menambah wawasan baru kita tentang permasalahan-permasalahan yang pernah terjadi di Negara kita saat ini. Yang mana banyak sekali penindasan-penindasan yang tengah terjadi di masyarakat,” tuturnya.
“Oleh karena itu dengan kegiatan ini diharapkan kepada semua aktivis organisasi IMM maupun PMII dapat menyuarakan aspirasinya terkait dengan kejadian-kejadian yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan kita berbagi ilmu dan bertukar argumentasi untuk memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, dengan begitu kita sebagai aktivis organisasi yang menampung berbagai sumber aspirasi dari masyarakat. Sehingga kita sebagai aktivis bukan hanya sekedar diskusi-diskusi saja melainkan kita mampu untuk melakukan tindakan nyata demi kesejahteraan masyarakat luas,” pungkasnya. (Septi Sartika)