SEJUK.ID – Oleh: Fathan Faris Saputro
Di balik tirai maya yang menggoda,
“Dunia Digital Derita” menggeliat dalam kata.
Sementara jari-jari gemetar menari di layar,
Jiwanya terperangkap, hasrat terkubur dalam mara.
Suara seruan liku-liku perangkat bertalu-talu,
Menggiring jiwa, menuju labirin buntu.
Betapa memesona sang dunia maya,
Tapi di sana terjalin, kepahitan yang tak terungkap.
Bagaikan lautan raya, aliran data mengalir,
Mengisi ruang hampa, merasuk dalam diri.
Tapi kehangatan nyata pun sirna tergusur,
Kini derita mengembara, penuh pilu tak terperi.
Dalam kehampaan hati, jiwanya meratap,
Mencari makna di antara derasnya kata.
Namun, angan pun kian meredup tanpa batas,
Terjerat di dunia maya, tak ada yang terasa.
Di ujung jari, ia tersesat tak berdaya,
Berharap terjalin, dalam kasih yang nyata.
Namun “Dunia Digital Derita” semakin menggoda,
Raga memudar, hampa mengisi ruang jiwa.
Bagaikan burung terkurung dalam sangkar,
Ia ingin lepas, menggapai langit yang biru.
Tapi terhimpit algoritma hampa,
Kebebasan pun semakin terkubur dalam luka.
Ampuni, dunia maya yang menggoda,
“Derita Digital” tak pernah membiarkan lelap.
Tapi semoga suatu hari, ia mampu meraih,
Makna sejati dalam pelukan kehidupan yang abadi.
Lamongan, 2023